REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejahatan daring phishing alias penipuan berbasis pesan digital bisa menyerang siapa saja. Biasanya, pelaku mengirimkan direct message atau pesan langsung yang mengatasnamakan pihak pengelola media sosial dan mengatakan akun akan dihapus.
Pengirim pesan lazimnya juga menyematkan tautan verifikasi agar bisa mengakses akun korban. Dengan berbagai bahaya itu, Instagram mengingatkan penggunanya agar lebih berhati-hati dan segera mengaktifkan fitur keamanan yang tersedia di Instagram.
Lewat pernyataan resminya, Instagram menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah menghubungi pengguna melalui pesan langsung. Instagram hanya akan menggunakan email sebagai jalur komunikasi utama dengan para pengguna jika terjadi sesuatu.
Sementara, surel (email) juga dapat menjadi salah satu sarana untuk melancarkan aksi phishing. Oleh karena itu, sangat penting untuk waspada dan melakukan pengecekan terlebih dahulu. Jangan langsung mengklik tautan dalam pesan sebelum yakin siapa pengirimnya.
Beberapa ciri utama email palsu yakni salah penulisan (typo) serta penambahan huruf dan angka di bagian alamat email pengirim. Contohnya, Instgram, Inst4gram, Instagram1, atau 1nstagram. Domainnya pun umum, bukan domain perusahaan Instagram dan Facebook.
Selain itu, pesan berisi informasi yang sifatnya mengancam bahwa akun akan segera dihapus karena telah melakukan pelanggaran, atau justru menjanjikan atau menawarkan pemberian lambang verifikasi. Padahal, Instagram tidak pernah meminta pengguna melakukan hal-hal demikian.