REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi VIII DPR RI memberikan perhatian terhadap korban bencana banjir dan gelombang pasang yang mendera wilayah Kecamatan Semarang Utara. Di sela-sela kunjungan kerja, anggota DPR Komisi VIII menyempatkan diri untuk turun meninjau langsung situasi banjir dan penanggulangannya.
Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, curah hujan yang tinggi merupakan faktor utama terjadinya banjir.
"Curah hujan yang terjadi di Semarang belakangan ini merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Jadi untuk penanggulangan banjir kali ini kami telah berusaha semaksimal mungkin," katanya dalam keterangan tertulisnya.
Dia mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk penanggulangan banjir. Adapun beberapa program yang akan dibangun oleh pemerintah pusat adalah rumah susun, dinding penghadang ombak dan normalisasi kanal banjir semarang utara.
Camat Semarang Utara, Aniceto Magna Da Silva mengungkapkan, matinya pompa air di wilayahnya juga membuat banjir tidak terbendung.
Mendengar masalah tersebut, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka mengatakan, siap membantu Pemerintah Wilayah Kota Semarang untuk menanggulangi banjir. Sehingga banjir serupa tidak kembali terulang.
Dia mengungkapkan, Komisi VIII akan menyerahkan bantuan dana siap pakai Rp 250 juta untuk membeli kabel dan pompa.
"Kami akan usahakan memberikan berbagai bantuan terutama pompa air yang keberadaannya cukup vital," tutupnya.
Selain itu, tim kunjungan kerja juga menyerahkan bantuan kepada warga di sekitar Tambak Lorok, Semarang Utara yang rumahnya tersapu Gelombang Pasang. Kondisi rumah warga yang terletak dekat tepi pantai, membuat sebagian rumah warga hancur tersapu ombak. Untuk itu, Komisi VIII memberi bantuan Ada 300 paket makanan siap saji, 150 paket makanan anak, 150 lembar selimut, 150 lembar matras, 150 lembar kasur dan 25 paket kidsware.