REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah analisis baru menemukan alasan potensial mengenai penyebab serangan jantung. Studi itu menyebut alasan potensial penyebab serangan jantung membunuh secara instan adalah karena kurang olahraga.
Studi tersebut juga menyebut, gaya hidup kemungkinan memiliki dampak kepada selamat atau tidaknya seseorang dari serangan jantung. Demikian studi yang diterbitkan di European Jurnal Kardiologi Pencegahan, yang dilansir laman Slash Gear, Jumat (19/2).
Penelitian sebelumnya telah mengevaluasi secara ekstensif hubungan antara faktor gaya hidup, termasuk aktivitas fisik, dan peluang seseorang terkena penyakit jantung yang menjadi penyebab kematian global. Studi baru ini mempersempit segalanya, mengevaluasi apakah aktivitas fisik atau kekurangannya mempengaruhi peluang seseorang untuk meninggal seketika dari serangan jantung.
Analisis ini melibatkan data dari sekitar 28.000 orang yang sehat ketika data pertama kali dikumpulkan. Kemudian mereka mengalami serangan jantung di beberapa titik selama periode tindak lanjut.
Data aktivitas peserta dibagi menjadi empat kategori, mulai dari tidak aktif hingga tinggi. Selain itu, penelitian ini juga menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi potensial lainnya seperti BMI, status merokok, dan diabetes.
Studi tersebut mengamati individu yang meninggal dalam 28 hari setelah mengalami serangan jantung dari 4.976 orang. Namun, 3.101 di antaranya meninggal seketika karena serangan jantung. Para peneliti menemukan hubungan antara risiko kematian instan dan kurangnya aktivitas fisik, yang menunjukkan dengan cara yang mirip dengan respons dan dosis.
Dibandingkan dengan orang yang menjalani gaya hidup sedentary, partisipan yang melakukan aktivitas fisik tingkat sedang dan tinggi menghadapi penurunan risiko kematian instan masing-masing sebesar 33- dan 45-persen. Temuan menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat membantu melindungi dari serangan jantung yang fatal.