REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spotify mengatakan akan melakukan ekspansi ke 85 pasar baru dalam beberapa hari ke depan. Hal ini membuat layanan streaming musik itu tersedia untuk lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.
Perusahaan asal Swedia yang memulai layanannya lebih dari satu dekade lalu, tersebut saat ini tersedia di 93 negara dan memiliki 345 juta pengguna aktif bulanan. Meskipun Spotify adalah pemimpin dalam streaming musik, daftar masuk ke negara-negara baru di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin akan meningkatkan kesenjangan secara signifikan dengan para pesaingnya, yakni Apple Music dan Amazon Music.
"Bersama-sama pasar ini mewakili lebih dari satu miliar orang, dengan hampir setengah dari mereka sudah menggunakan internet," kata Chief Premium Business Officer Alex Norstrom, dikutip dari Reuters, Selasa (23/2).
"Beberapa tempat yang kami tuju seperti Bangladesh, Pakistan, dan Nigeria memiliki populasi internet yang tumbuh paling cepat di dunia," ujar dia menambahkan.
Sebelumnya, upaya ekspansi yang dilakukan di India, Rusia, dan Timur Tengah telah mendatangkan jutaan pelanggan. Sementara pelanggan berbayar mendapat dorongan selama pandemi, karena orang-orang yang berada di rumah memilih layanan premium, Spotify kini mencari cara untuk meningkatkan pendapatan iklannya.
Dalam siaran langsung satu setengah jam yang menampilkan lagu dari Justin Bieber, Spotify merilis sejumlah fitur baru bagi artis dan alat bagi pengiklan untuk menargetkan jutaan penggunanya dengan lebih baik di musik maupun podcast. Spotify juga fokus menggarap podcast.
Dalam upayanya untuk menghasilkan uang dari podcast, Spotify mengumumkan pembuatan pasar periklanan podcast. Pengiklan dapat memasang iklan di seluruh jaringan podcast original eksklusif maupun independen, dan menargetkan audiens baik di dalam maupun di luar Spotify.
Langkah ini membuat Spotify menghabiskan ratusan juta dolar untuk meningkatkan jangkauan podcastnya. Saat ini, Spotify memiliki lebih dari 2,2 juta judul podcast, termasuk "The Michelle Obama Podcast" dan podcast dari Pangeran Harry dan istrinya, Meghan.