REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Anggota Komisi VII DPR-RI Mercy Chriesty Barends mendorong para Kepala Desa di Kota Ambon, provinsi Maluku untuk mengembangkan dan mendirikan Pertashop yakni sebuah lembaga penyalur berskala kecil, untuk melayani warganya yang jauh dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Kami mendorong para kepala desa di Ambon mulai mengembangkan Pertashop untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat di pedesaan, karena selain perijinan lebih mudah, juga modal usahanya kecil," kata Mercy pada sosialisasi pendistribusian BBM dan LPG di Kota Ambon, Senin.
Pada sosialisasi yang dihadiri Camat, lurah dan sebagian besar kepala desa di Kota Ambon, dan dibuka Sekretaris Kota Ambon Anthony Latuheru, Mercy mengatakan pemerintah desa bisa menggunakan dana bantuan pemerintah melalui dana desa, untuk mendirikan pertashop yang pengelolaannya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dana desa bisa dialokasikan sebagai penyertaan modal kepada BUMDes, untuk membiayai berbagai usaha dan bisnisnya, termasuk pertashop yang operasionalnya tidak terbatas pada BBM, namun juga produk LPG dan juga pelumas.
Diakuinya program Pertamina yakni One Village One Outlet (OVOO) sangatlah tepat karena mendekatkan masyarakat langsung dengan BBM. "Di mana harapan kami masyarakat kacil tertolong dan tidak susah mencari di seluruh tempat. Pertahop juga berdampak memotong mata rantai pedagang BBM eceran yang menjamur di Kota Ambon, yang menjual dengan mengunakan botol plastik bekas, di mana selain segi keamanan juga takarannya tidak sesuai," katanya.
Dia juga menyarankan beberapa desa yang berdekatan atau BUMDes beberapa desa bisa bekerja sama mendirikan pertashop, sehingga tidak memberatkan dari segi modal usahanya. Sejauh ini Mercy yang juga anggota Badan Anggaran DPR-RI mengakui, sosialisasi pertashop sebagai produk unggulan Pertamina, masih minim sehingga belum banyak desa yang tergerak untuk mengembangkannya. Dia berharap dengan sosialisasi yang dilakukan maka Kota Ambon dapat menjadi kota percontohan implementasi pertashop di Maluku di masa mendatang.
Sekretaris Kota Ambon, Anthony Latuheru, menegaskan siap mendukung para kepala desa yang tertarik mendirikan pertashop, dengan mempermudah proses perijinan yang dibutuhkan. Namun, dia juga meminta pihak Pertamian dapat menyosialisasikan program tersebut baik kepada para camat, lurah hingga kepala desa dan perangkatnya, sehingga dapat dipahami terutama syarat-syarat mendirikan Pertashop.
Anthony menegaskan, pihaknya siap mendukung berbagai kebijakan pemerintah pusat, baik menyangkut ketersediaan dan distribusi BBM maupun konversi minyak tanah ke gas yang direncanakan dilakukan di Maluku di tahun-tahun mendatang. Sedangkan Region Manajer Ritel Sales Papua dan Maluku Awan Raharjo berjanji meningkatkan sosialiasi tentang pendirian lembaga penyalur skala kecil tersebut hingga ke tingkat desa.
"Kami siap menyosialisasikan program pertashop ini hingga ke desa-desa di Ambon. Jika ada kepala desa atau lurah yang ingin mendapatkan informasi, dapat mengubungi kami dan tim akan diturunkan untuk menyosialisasikannya," katanya.
Dengan mendirikan pertashop maka pemerintah desa punya kemandirian dan akan memiliki pusat ekonomi baru, karena kapasitas minimal penampungan BBM pada pertashop yakni 3.000 liter. "Pertashop didesain sedemikian rupa sebagai lembaga penyalur resmi Pertamina, yang menyediakan BBM dengan harga dan kualitas sama di SPBU, takaran tepat serta sangat memperhatikan faktor keamanannya, dan pasokan dilakukan langsung oleh Pertamina melalui Terminal BBM terdekat," ujar Awan Raharjo.
Ditambahkan, sejauh ini di provinsi Maluku dan Maluku Utara baru didirikan 24 unit Pertahop, di mana 22 unit berada di Maluku dan dua lainnya di Maluku Utara.