Jumat 19 Mar 2021 11:23 WIB

Tips Terapkan Jadwal Makan dan Tidur Anak

Pola tidur dan makan anak menjadi kunci tumbuh kembang yang optimal.

Rep: Santi Sopia/ Red: Dwi Murdaningsih
Memberi makan anak (Ilustrasi)
Memberi makan anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pola tidur dan makan anak menjadi kunci tumbuh kembang yang optimal. Kedua pola itu sangat mendasar dalam proses pertumbuhan si kecil, baik untuk perkembangan fisik, kecerdasan maupun sosio emosionalnya.

Dr. Kanya Ayu Paramastri, SpA, Dokter Spesialis Anak mengatakan di masa bekerja dari rumah (WFH) seperti saat ini, orang tua bisa jadi lebih kesulitan menerapkan jadwal makan ataupun tidur terhadap anaknya. Sebab sang anak merasa orang tua akan terus berada di rumah. Akan tetapi, jadwal ini tetap penting untuk tetap mendukung tumbuh kembang optimal buah hati.

Baca Juga

“Ortu bisa kewalahan saat WFH, anak susah disuruh duduk saat makan, susah tidur, ingin main terus sehingga menjadikan anak tantrum, tapi dasarnya dulu ini yang diperbaiki,” ujar Kanya dalam acara bersama Baby Happy, belum lama ini.

Kemampuan atau kebiasaan tidur bukan otomatis akan dilakukan anak, melainkan secara sadar dan sengaja haris diajarkan orang tua sejak minimal usia bayi tiga bulan. Kanya berbagi tips untuk menerapkan jadwal yang teratur demi pertumbuhan optimal anak.

Tega

Saat anak tidak mendapat yang diinginkan dan tantrum, orang tua perlu tetap tenang. Contohnya, menerapkan aturan lambung anak harus kosong minimal dalam dua jam dalam jeda untuk jadwal makan berikutnya. Beri pengertian kepada anak sambil tetap tenang.

“Bilang ke anak, ‘sayang kesel ya, marah ya, mamah tahu kok kamu tidak suka tapi kan sudah dibilang baru boleh makan jam 9’,” kata Kanya.

Ortu tidak terpicu dengan emosi. Boleh meninggalkan anak sementara, setelah tangisannya reda, dekati anak, rangkul dan peluk dia, kemudian ajak bicara kembali.

Tegas dan beri teladan

Kebiasaan tidur dan makan perlu secara sengaja diajarkan. Jadi ortu harus mempersiapkan anak untuk makan, tidur, buang air besar dan bermain dengan cara yang benar.

Perlu kerjasama kedua pihak baik ortu dan anak. Di sisi lain, anak juga beranggapan dapat meniru orang tua, seperti makan sambil nonton, melihat gawai dan berasumsi sendiri.

Anak merasa perku mencontoh yang dia lihat. Di sinilah orang tua perlu dengan sadar untuk memilih membiarkan anak meniru contoh kita atau dengan sengaja mengajari cara yang benar ke anak itu seperti apa.

Konsisten

Anak akan bingung saat aturan tidak dijalankan. Boleh longgar sesekali, namun tetap perlu konsistensi. Di usia berapa pun, pola ini memang bisa diperbaiki, namun tentu lebih sulit saat sudah menjadi karakter.

Menurut Kanya, biasanya untuk usia anak di bawah tiga tahun, relatif lebih cepat diperbaili jadwalnya. “Bisa maksimal dua minggu sudah bagus,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement