Jumat 19 Mar 2021 17:50 WIB

Anggaran Riset UNS 2021 Capai Rp 51,6 Miliar

Anggaran berasal dari internal UNS dan hibah Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Ilustrasi
Foto: Republika/Binti Sholikah
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Anggaran kegiatan riset di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tahun ini mencapai Rp 51,6 miliar. Anggaran tersebut berasal dari internal UNS sebesar Rp 36,3 miliar, serta hibah dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebesar Rp 15,3 miliar.

Rektor UNS, Jamal Wiwoho mengatakan, tahun lalu dana internal untuk kegiatan riset lebih rendah. Nominalnya sekitar Rp 22 miliar. Karenanya, tahun ini anggaran diperbesar untuk mendorong riset semakin bergeliat.

"Ada peningkatan anggaran ini salah satunya pemerintah berharap dengan status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) kegiatan riset-riset dan pengabdian juga harus naik," kata Jamal di sela-sela kegiatan pameran 36 produk di halaman gedung LPPM UNS, Jumat (19/3).

Selain itu, pemerintah mengharapkan agar output dari riset di PTNBH juga bertambah. Baik itu dalam bentuk publikasi maupun hilirisasi.

Karena itu, diharapkan dengan adanya hilirisasi maka komersialisasi akan didapatkan. Jika komersialisasi bagus, maka diharapkan penghasilan yang didapatkan (revenue generated) juga bagus.

"Anggaran dari pemerintah dalam bentuk APBN untuk PTNBH berkurang, tapi non-APBN bisa dari mahasiswa, kerja sama, kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, termasuk revenue generated. Dana-dana non-APBN ditingkatkan salah satunya dengan hilirisasi," imbuh Jamal.

Di sisi lain, UNS berupaya melakukan sinergi dengan dunia usaha dan dunia industri untuk mencetak lulusan yang berkompeten. Langkah yang dilakukan antara lain, mendesain kurikulum bersama dunia usaha dan dunia industri. Kemudian, perwakilan dunia usaha dan dunia industri diundang untuk menjadi dosen tamu di UNS guna menularkan ilmu kepada para mahasiswa.

"Kampus tidak boleh hanya bicara teori-teori, tapi teori akan lebih kaya ketika ditambahi praktik. Kurikulum tidak boleh terlambat dengan perkembangan dunia usaha dan dunia industri," ujar Rektor.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement