Tuesday, 3 Jumadil Awwal 1446 / 05 November 2024

Tuesday, 3 Jumadil Awwal 1446 / 05 November 2024

Ketua DPD Ingatkan Pentingnya Generasi Muda Unggul Berbudaya

Jumat 21 May 2021 15:44 WIB

Red: Gita Amanda

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengingatkan pentingnya generasi muda yang unggul agar Indonesia lebih cepat maju.

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengingatkan pentingnya generasi muda yang unggul agar Indonesia lebih cepat maju.

Foto: DPD
Generasi muda adalah penerus kepemimpinan negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengingatkan pentingnya generasi muda yang unggul agar Indonesia lebih cepat maju. Karena, generasi muda adalah penerus kepemimpinan negara.

Hal tersebut disampaikan LaNyalla dalam Webinar Kebangkitan Budaya Nusantara yang digelar oleh Yayasan Kridha Dhari Indonesia dan Nyalakan Indonesia Hebat, Jumat (21/5).

"Yang dimaksud SDM unggul bukan hanya mereka yang pintar studi atau juara kompetisi, namun yang lebih utama adalah generasi muda yang berbudaya, yang beradab dan bermoral," katanya.

LaNyalla menjelaskan, benteng utama manusia adalah adab dan moral. Moral melandasi cara berpikir dan berbuat. Sedangkan adab melandasi cara melaksanakan pikiran atau cara bertindak.

"Dalam menjalani kehidupan, dua elemen ini sangat berpengaruh. Elemen dasar inilah yang ada dalam kebudayaan. Makanya kalau kita mengkampanyekan kebangkitan kebudayaan nusantara, artinya kebangkitan moral dan adab. Tak ada artinya jika manusia tersebut sukses namun miskin moral dan adab," jelasnya.

Mantan Ketum PSSI itu juga menyoroti merosotnya moral generasi muda saat ini. Menurutnya, kemorosotan moral sudah terjadi sejak tahun 1970-an.

"Saat arus budaya pop Barat, dengan deras membanjiri Indonesia. Generasi '45 pada waktu itu selalu mengingatkan generasi muda dengan nilai-nilai perjuangan 1945. Tetapi ujaran mereka kalah dengan masuknya teknologi hiburan. Hari ini jangan ditanya lagi, teknologi informasi tanpa batas ada di genggaman tangan anak-anak kita," jelasnya dalam siaran pers, Jumat (21/5).

Bahkan, tahun 2018 Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 504 anak menjadi pelaku pidana. Tercatat 62,7 persen remaja SMP sudah tidak perawan, 93,7 persen pelajar SMP dan SMA pernah berciuman. Sementara 21,2 persen remaja pernah melakukan aborsi. Dan 97 persen remaja pernah menonton film porno.

"Lalu bagaimana perilaku para pejabat kita? Apakah mengutamakan rakyat atau golongan dan kelompoknya? Bagaimana mereka menjalankan amanah yang diberikan di tangannya? Itulah mengapa saya pernah menyampaikan bahwa Indonesia Darurat Moral dan Adab," jelasnya.

Oleh karena itu, imbuhnya, kita harus mengawal cita-cita revolusi mental yang digagas Presiden Joko Widodo untuk mengembalikan harkat dan martabat serta perilaku luhur warga bangsa ini. Karena salah satu fondasinya ada di situ. 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler