Rabu 26 May 2021 20:10 WIB

Perempuan Inggris Meninggal Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca

Kasus strok dan pembekuan darah akibat vaksinasi sangat jarang terjadi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Alat suntik vaksin Covid-19 AstraZeneca. Kasus strok dan pembekuan darah terkait vaksin AstraZeneca rata-rata melanda orang dengan usia yang lebih muda.
Foto: AP/Alberto Pezzali,
Alat suntik vaksin Covid-19 AstraZeneca. Kasus strok dan pembekuan darah terkait vaksin AstraZeneca rata-rata melanda orang dengan usia yang lebih muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang perempuan berusia sekitar 30 tahun di Inggris meninggal karena strok setelah mendapat vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca. Dua orang lainnya dengan usia yang sama juga mengalami komplikasi tersebut, namun mereka dilaporkan selamat.

Ketiga kasus tersebut merupakan data awal di Inggris. Dokter yang berbasis di London, Inggris mengungkapkan kelemahan wajah, lengan atau kaki, sakit kepala atau gangguan bicara merupakan tanda-tanda yang harus diwaspadai usai menjalani suntikan vaksin AstraZeneca.

Baca Juga

Tampaknya, strok pada ketiganya terkait dengan kondisi pembekuan darah yang sangat langka yang sebelumnya telah dikaitkan dengan suntikan vaksin AstraZeneca. Kasusnya rata-rata melanda orang dengan usia yang lebih muda.

Pembekuan darah diperkirakan memengaruhi vena tertentu yang memasok otak dan perut. Tapi studi kasus ini menunjukkan pembekuan darah juga dapat memengaruhi arteri utama, yang menyebabkan strok.

Para ahli menekankan, kasus strok dan pembekuan darah sangat jarang terjadi. Sementara itu, William Shakespeare, orang pertama di dunia yang menerima vaksin Covid-19, meninggal setelah serangan strok pada usia 81 tahun. Kematiannya pada pekan lalu tidak terkait dengan vaksin Pfizer yang didapatkannya pada Desember 2020.

Dr Hillary Jones mengatakan, bagaimanapun juga, strok adalah salah satu penyebab kecacatan yang paling umum di Inggris. Kasusnya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.

"Mengenai strok lain yang kami lihat (pada pasien yang diberikan AstraZeneca), risikonya 1 dari 100 ribu," kata Jones, seperti dilansir dari laman The Sun.

Orang Inggris yang lebih muda dari 40 tidak lagi ditawarkan suntikan AstraZeneca setelah perubahan pada rekomendasi mengingat risiko kecil pembekuan darah yang ditimbulkan. Sebagai gantinya, mereka akan ditawari vaksin Pfizer atau Moderna untuk meminimalkan risiko efek samping yang serius.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement