Jumat 11 Jun 2021 21:02 WIB

CDC Peringatkan Lonjakan Virus RSV Pada Anak-Anak

Virus RSV disebut muncul lebih lambat dari biasanya karena pandemi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Virus RSV disebut muncul lebih lambat dari biasanya karena pandemi.
Foto: EPA/CDC
Virus RSV disebut muncul lebih lambat dari biasanya karena pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CDC memperingatkan lonjakan RSV atipikal di beberapa negara bagian AS dengan anak-anak sebagai kategori yang lebih berisiko. Virus flu biasa yang disebut virus pernapasan syncytial (RSV), dilaporkan sangat aktif saat ini di wilayah selatan di AS, menurut Centers for Disease Control. 

Dilansir dari slashgear, Jumat (11/6), virus ini dapat menyebabkan penyakit serius pada beberapa orang termasuk anak kecil, biasanya aktif di musim gugur dan musim dingin. Namun, karena perubahan terkait pandemi di masyarakat, virus tersebut kini muncul lebih lambat dari biasanya.

Baca Juga

CDC menjelaskan bahwa AS biasanya mengalami sekitar 58.000 rawat inap terkait RSV pada anak-anak di bawah usia lima tahun, serta sekitar 177.000 rawat inap yang melibatkan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas. Dari mereka yang dirawat di rumah sakit, CDC mengatakan ada sekitar 100 hingga 500 kematian yang melibatkan orang yang sangat muda dan sekitar 14.000 kematian yang melibatkan orang yang sangat tua.

Sementara infeksi ini sebagian besar terjadi selama musim dingin dan flu di AS, CDC mengatakan aktivitas virus ini sangat rendah mulai April tahun lalu kemungkinan karena langkah-langkah keamanan pandemi, seperti penggunaan masker, jarak sosial, sering mencuci tangan. Namun, setelah banyak orang divaksinasi dan aturan ini dilonggarkan, tampaknya virus ini mengalami kebangkitan di beberapa tempat.

Pakar kesehatan masyarakat mencatat peningkatan kasus RSV mulai akhir Maret tahun ini, dengan peningkatan yang diamati di tempat-tempat seperti Kentucky, Florida, Texas dan Oklahoma. Pengujian RSV terbatas setelah musim penyakit biasa.

Terdapat kekhawatiran khusus bahwa penyebaran yang berkurang pada musim dingin dan flu yang lalu dapat membuat bayi dan balita berisiko terkena penyakit yang lebih parah dari RSV. Mengenai virus ini, CDC mencatat, tidak ada pengobatan khusus yang tersedia, melainkan, dokter mengelola gejala virus, yang bervariasi berdasarkan usia pasien.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement