REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuka program magang untuk mahasiswa sebanyak 15 ribu posisi. Memperbanyak peluang magang ini dilakukan untuk menjawab keluhan-keluhan dari dunia industri yang selama ini merasa sulit berpartisipasi di dalam dunia pendidikan.
Mendikbudristek Nadiem Makarim menjelaskan pihaknya berupaya untuk menciptakan kerangka-kerangka program baru. Akhirnya, saat ini dibuka 15 ribu posisi untuk semester pertama. Ia menargetkan posisi ini akan bertambah di semester berikutnya.
"Ini bukan magang biasa. Ini adalah magang dengan tim fulltime mentor ya, di dalam perusahaan yang mengerjakan project based learning, bukan foto copy, bukan ngambilin kopi," kata Nadiem, dalam Festival Kampus Merdeka, Selasa (15/6).
Selain itu, ada 5.000 posisi untuk mahasiswa yang tersedia untuk melakukan studi independen. Nadiem menyebut, terdapat lebih dari 160 perusahaan dan organisasi kelas dunia termasuk BUMN yang berpartisipasi dalam program ini.
Lebih lanjut, Nadiem mengatakan, pemerintah pusat bersama universitas tidak hanya mengeluarkan kebijakan yang menginginkan mahasiswa keluar dari kampus sendiri. Menurutnya, kebijakan ini adalah paradigma baru yang membantu menciptakan program-program untuk mengakselerasi para mahasiswa.
"Jadi inilah maksud saya, filsafat bahwa pemerintah itu bukan regulator saja, bukan pemimpin saja. Tapi kita pemimpin yang melayani, tugas kita pertama adalah melayani. Inilah bukti pelayanan kita kepada universitas kita," kata dia lagi.