REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, ada varian baru Covid-19 yang mempengaruhi peningkatan kasus di Amerika Selatan. Varian yang disebut ‘Lambda’ itu, kata WHO, dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah epidemiologi.
"Pekan ini kami melaporkan identifikasi garis keturunan (varian) baru SARS-CoV-2 yang tampaknya berkembang pesat di Peru dan Chili. Kami menyebutnya C.37. Saya akan memberi tahu Anda apa yang kami ketahui dan tidak ketahui tentangnya," ujar peneliti dari Universidad Peruana Cayetano Heredia, dikutip entrepreneur, Jumat (18/6).
Dikatakan WHO, varian ini berasal dari Peru dan terkait dengan 81 persen kasus yang terdeteksi sejak April di negara tersebut. Sementara itu, menurut GIS AID, varian ini terdeteksi sejak Agustus 2020, dan telah ditemukan di 29 negara hingga kini, khususnya di kawasan Amerika Selatan.
Lebih jauh, menurut GIS AID, negara mayoritas dengan varian ini adalah Peru, Chili, Argentina dan Ekuador. Organisasi tersebut juga mengatakan, setelah memantau varian ini, mereka melihat kemungkinan peningkatan penularan dan resistensi terhadap antibodi penetralisir.
Terlepas dari semua itu, Chili, masih belum berhasil menurunkan kasus penularannya. Bahkan, kini rumah sakit masih dalam kapasitas maksimum, hal yang sama seperti dialami Peru sebagai negara dengan angka kematian tertinggi karena Covid-19 hingga Mei lalu.