REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sinergi antara Bea Cukai dengan instansi pemerintah daerah dalam menumbuhkan perekonomian nasional salah satunya dilakukan dengan mendorong UMKM mengekspor produknya di luar negeri. Kegiatan asistensi terus dilakukan baik dari segi pengenalan aturan kepabeanan di bidang ekspor maupun business matching untuk menemukan pasar di luar negeri.
Bea Cukai Sidoarjo bekerja sama dengan Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Timur I dan Bea Cukai Madura menggelar kegiatan business matching pada Rabu (7/7). “Kegiatan business matching ini dilakukan untuk mempertemukan UMKM di Indonesia dengan pasar di Hongkong. UMKM yang diundang kali ini berasal dari Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, dan Madura,” ungkap Kepala Kantor Bea Cukai Sidoarjo, Pantjoro Agoeng.
Kegiatan yang dilakukan secara virtual tersebut memaparkan produk unggulan berupa makanan dan minuman dari UMKM yang hadir. “Lewat business matching kali ini diharapkan dapat membuka peluang bagi para IKM/UMKM untuk ekspor sehingga dapat menambah devisa negara dan dapat mewujudkan program pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional,” tambah Pantjoro.
Di wilayah Maluku, Bea Cukai Ambon juga melaksanakan asistensi ekspor dalam kegiatan focus group discussion optimalisasi ekspor daerah melalui perjanjian perdagangan. Lewat kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku dan dihadiri secara terbatas mengingat pandemic Covid-19, Bea Cukai memberikan pengenalan terkait pemanfaatan dokumen keterangan asal.
Dokumen keterangan asal atau lebih dikenal dengan SKA atau COO (Certificate of Origin) merupakan peluang dan tantangan dalam peningkatan ekspor Maluku. “Karena dengan SKA ini bagi pangsa pasar negara-negara yang ada Kerjasama FTA (Free Trade Agreement) dengan Indonesia, tentunya akan meningkatkan daya saing produk ekspor, karena harga barang yang akan dimasukkan ke negara tujuan ekspor akan lebih kompetitif dengan harga yang lebih bersaing,” ungkap Saut Mulia, Kepala Kantor Bea Cukai Ambon.