Ahad 01 Aug 2021 18:59 WIB

Bagaimana Hewan Bisa Positif Covid-19? Simak Penjelasannya

Laporan pertama hewan positif Covid-19 terjadi pada tiga macan tutul salju di AS.

Hewan positif Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Hewan positif Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar terpaparnya dua harimau sumatra di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) yang diumumkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi informasi unik. Beruntungnya, harimau bernama Tino dan Hari saat ini sudah tidak lagi terpapar virus SARS-CoV-2 dan dinyatakan sembuh.

Kasus hewan yang terpapar sudah umum terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, khususnya untuk hewan-hewan peliharaan seperti kucing dan anjing. Secara global, laporan pertama terpaparnya hewan oleh virus SARS-CoV-2 ditemukan di Kebun Binatang Kentucky, Amerika Serikat (AS) pada 11 Desember 2020.

Saat itu, tiga macan tutul salju terkonfirmasi positif Covid-19 usai menjalani pengetesan, saat salah satu di antaranya mengalami gejala serupa selayaknya manusia yang terpapar Covid-19. Beberapa gejala yang dialami macan tutul itu dialami oleh Tino dan Hari yang kini masing-masing berusia 9 tahun dan 12 tahun.

Mereka di antaranya mengalami gejala sesak napas, bersin, hidung yang berlendir, hingga tak nafsu makan. Gejala lain yang mungkin muncul pada hewan yang terpapar Covid-19 dilansir di situs Center for Diseases Control and Prevention (CDC) antara lain demam, batuk, lemas, gangguan mata, muntah- muntah, hingga diare.

Bagaimana mungkin hewan bisa mengalami Covid-19? CDC menyebutkan dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan dibuktikan bahwa hewan terpapar virus SARS-CoV-2 karena berkontak erat dengan manusia yang positif Covid-19. Kontak erat yang dimaksud adalah berinteraksi langsung, berbagi sirkulasi udara dalam satu ruangan yang sama, hingga tak menjaga jarak sehingga hewan-hewan itu akhirnya terpapar Covid-19.

Dalam penelitian-penelitian yang dilakukan secara global, hewan-hewan peliharaan menjadi hewan yang berpotensi besar terpapar Covid-19. Mengutip Scientific American, sebuah penelitian yang dipimpin dokter hewan bernama Sarah Hamer dari Universitas A&M di Texas menunjukkan kucing memiliki tingkat keterpaparan lebih tinggi dibanding dengan anjing.

Kucing yang sudah terpapar virus SARS-CoV-2 turut berpotensi besar menularkan ke kucing lainnya. Selain hewan peliharaan, hewan-hewan di kebun binatang dan alam liar yang termasuk dalam spesies kucing besar (singa, harimau, macan tutul, cheetah, jaguar), beruang, primata, atau pun mamalia juga turut berpotensi terpapar Covid-19.

Meski demikian belum ditemukan keterpaparan pada hewan-hewan ternak seperti ayam, bebek, dan sapi untuk kasus Covid-19. Meski di Indonesia baru ada satu laporan hewan terpapar Covid-19 dan membuat kita akhirnya tahu bahwa hewan pun bisa terjangkiti virus SARS-CoV-2, tentu kegiatan pencegahan harus tetap dilakukan.

Pada kasus Tino dan Hari pelacakan kontak erat menjadi salah satu cara agar keterpaparan virus yang memiliki penularan tinggi itu bisa dihindari pada satwa-satwa lainnya yang berada di Taman Margasatwa Ragunan. Di AS, hal serupa turut dilakukan sehingga penularan antarhewan tidak terjadi secara masif dan bisa dikendalikan serta disembuhkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement