REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Banyak orang Eropa menikmati musim panas dengan bekerja jarak jauh di tempat-tempat wisata sambil berlibur atau "workcation". Sinar matahari, laut, dan akses internet yang cepat menarik minat para eksekutif untuk bekerja di pulau-pulau selatan Eropa sebelum atasan memanggil mereka kembali ke kantor.
Olga Paul datang ke pulau Gran Canaria, Spanyol, pada Mei untuk bekerja dari sana, setelah berbulan-bulan terkurung di apartemennya di Munich akibat pandemi COVID-19. Perempuan berusia 34 tahun itu adalah seorang analis bisnis di salah satu produsen mobil terbesar di Jerman.
"Saya pikir saya lebih produktif sekarang," katanya sambil memandang laut dari atap tempat tinggalnya.
"Saya bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan dan mengeksplorasi pulau di akhir pekan, rasanya menyenangkan," lanjutnya.
Memadukan wisata dengan kerja jarak jauh sedang marak di kepulauan Spanyol dan Portugal yang penuh cahaya matahari, ketika larangan bepergian diperlonggar dan industri perjalanan yang terpuruk memberi diskon ongkos menginap dan ruang kerja khusus.
"Kami melihat pertumbuhan yang pasti di kategori 'Digital Nomad', yang menjadi penting bagi sektor wisata selama pandemi karena kontribusinya pada lama hunian dan ekonomi setempat," kata Jennifer Iduh, kepala riset badan wisata Uni Eropa, dilansir dari reuters, Selasa (3/8).
Para pekerja jarak jauh mendaftar sebagai turis, sehingga membuat sulit penghitungan, namun bukti keberadaan mereka ada di mana-mana, dari ruang kerja bersama (co-working space) hingga tempelan stiker yang mengiklankan akses Wi-Fi cepat dan gratis di banyak resto, kafe dan bar. Namun, kedatangan mereka baru sedikit mengangkat ekonomi pulau-pulau yang mengandalkan pariwisata. Kunjungan wisatawan ke Spanyol pada paruh pertama tahun ini baru sepertiga dari 10 juta kunjungan pada periode yang sama tahun 2019.
Pengembara Kantoran Asosiasi lokal di Kepulauan Canary atau Madeira di Portugal mengatakan jumlah orang yang datang untuk bekerja jarak jauh meningkat, bahkan di saat musim liburan yang ongkosnya lebih mahal. Situs "Nomad List" menyebut Pulau Tenerife di Canary termasuk 10 destinasi "teleworking" yang berkembang cepat dalam tujuh bulan pertama 2021 setelah mulai tren tahun lalu.
"Pada musim panas lalu, saya sering melihat orang datang, bukan untuk berlibur atau tinggal permanen, tapi bekerja selama enam minggu, dua bulan, tiga bulan," kata Nele Boesmans, orang Belgia yang tinggal di Fuerteventura, pulau terbesar kedua di Kepulauan Canary.
Anggota grup Facebook "Digital Nomads Fuerteventura" yang dikelola Boesmans bertambah empat kali lipat jumlahnya selama pandemi. Situs-situs web maskapai dan penyewaan mengatakan pemesanan dari daratan Eropa yang anjlok pada musim panas lalu kini meningkat.
Penerbangan ke Canary melonjak 88 persen antara April dan Juli tahun ini dibandingkan periode yang sama pada 2020, kata maskapai penerbangan murah Ryanair, sementara pemesanan ke Tenerife berlipat dua. Trennya terus meningkat, kata juru bicara Ryanair, seraya menambahkan bahwa penjualan tiket sekali terbang ke Canary naik 32 persen pada Mei dan 74 persen pada Juni.
"Saya menyebut mereka pengembara kantoran," kata Ignacio Rodriguez, yang mengetuai asosiasi jasa ruang kerja bersama Kepulauan Canary.
Dia melihat ada lonjakan pada jumlah pekerja jarak jauh temporer, sebagian besar dari Prancis .Dinas pariwisata Canary memperkirakan sekitar 8.000 pekerja jarak jauh berkunjung selama paruh pertama tahun ini, dengan penambahan 30.000 orang lagi dalam lima tahun ke depan.