Rabu 04 Aug 2021 01:04 WIB

Cara Atasi Depresi pada Anak di Tengah Pandemi

Depresi pada anak dapat dicegah dengan melakukan pola asuh yang tepat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak depresi kerap terlihat murung. Ilustrasi.
Foto: babble.com
Anak depresi kerap terlihat murung. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresi pada anak meningkat di masa pandemi akibat dari berbagai adaptasi yang tidak mudah dilalui. Anak hanya boleh di rumah saja, tidak bisa bertemu teman-teman, hingga pemakaian gawai yang berlebihan menjadi beberapa faktor penyebab depresi pada anak-anak.

"Depresi pada anak dapat dicegah dengan melakukan pola asuh yang tepat untuk mendukung kondisi mental anak," ujar Psikiater RS. Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, kepada Republika.co.id, Selasa (3/8).

Baca Juga

Dia menjabarkan prinsip Pola Asuh yang dapat dilakukan untuk mencegah depresi pada anak. Prinsip-prinsip itu antara lain: 

- LOVE, berikan cinta kasih, perhatian bagi anak dan pastikan kita selalu ada untuk mereka

- CONVERSATION, dorong anak untuk mau bercerita tentang apa yang dialaminya, pastikan dia nyaman dan bebas bercerita

- LISTEN, pastikan kita mendengarkan apa yang anak ceritakan, iya mendengarkan, bukan terlalu cepat menasihati dan menghakimi

- FEELING, cari tahu apa yang anak sedang rasakan dan validasi perasaan tersebut 

- SYMPTOMS, kenali tanda dan gejala depresi yang muncul

- BEHAVIOR, waspada terhadap berbagai perubahan perilaku yang ditunjukkan anak

- PATIENCE, sabar dalam menghadapi anak, jangan memberikan tekanan yang berat baginya

- EDUCATE, sampaikan pada anak pentingnya kesehatan jiwa

- COPING, bantu anak dalam mempelajari keterampilan koping yang efektif dalam menghadapi stres, misalnya melakukan relaksasi

- REST TIME, pastikan anak memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup

- PROBLEM SOLVING, bantu anak dalam mencari pemecahan masalah yang efektif dan realistis

- ENVIRONMENT, berikan anak lingkungan yang kondusif dan suportif untuk perkembangan mentalnya

- SUPPORT, secara reguler selalu berikan dukungan, motivasi dan pujian bagi anak

- EXERCISE, pastikan anak melakukan olah raga secara rutin untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwanya tetap baik

- BE PROUD, sampaikan selalu pada anak bahwa kita bangga padanya, hal ini penting untuk membangun harga diri dan percaya dirinya

- HELP, datang dan berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan pertolongan

 

"Kesehatan jiwa anak jauh lebih penting dari nilainya di sekolah. Mari sediakan waktu lebih banyak untuk anak karena mereka perlukan itu," kata dr. Lahargo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement