Kamis 05 Aug 2021 07:29 WIB

Halodoc Beri Layanan Imunisasi Anak ke Rumah

WHO melaporkan 23 juta anak di dunia melewatkan imunisasi sepanjang 2020

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Anak diimunisasi (ilustrasi).
Foto: Safebee
Anak diimunisasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai aplikasi layanan kesehatan, Halodoc, menambah dua peningkatan baru pada aplikasinya. Pertama, Halodoc memberikan layanan imunisasi ke rumah. Kedua, Halodoc berintegrasi dengan seluruh layanan drive thru Covid-19 ke database New All Record (NAR) dari Kemenkes RI. 

“Dengan menghadirkan inovasi komprehensif dari hulu ke hilir, kami berharap bisa terus menjadi andalan masyarakat,” ujar Chief Product Officer Halodoc, Alfonsius Timboel, dalam keterangan tertulisnya.

WHO dan UNICEF melaporkan, 23 juta anak di seluruh dunia melewatkan imunisasi rutin sepanjang 2020. Angka ini naik sekitar 3,7 juta dari 2019, salah satunya diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Untuk itu, imunisasi dari rumah, dihadirkan oleh Halodoc berkolaborasi bersama mitra klinik.

Kadar kekebalan (antibodi) yang terbentuk pada bayi, lebih baik daripada anak yang telah menginjak usia lebih tua. Sehingga sebagian besar imunisasi diberikan saat bayi berumur enam bulan, dengan beberapa jenis imunisasi yang perlu dilakukan.

“Imunisasi anak yang dilakukan sesuai jadwal, mampu menjadi langkah preventif yang sangat efektif untuk melindungi anak dari setidaknya 26 penyakit infeksi. Dan kemudahan melakukan imunisasi anak di rumah akan sangat membantu,” ujar Chief of Medical Halodoc, dr Irwan Heriyanto.

Kemudian, semenjak diberlakukannya PPKM Darurat, pemerintah juga kian memperketat syarat mobilisasi masyarakat untuk menekan laju transmisi penularan Covid-19.

Per 12 Juli 2021, penerbangan antarbandara di Pulau Jawa, penerbangan dari/atau ke bandara di Pulau Jawa, dan penerbangan dari/ atau ke bandara di Pulau Bali, mengharuskan penumpang untuk membawa kartu vaksin dan hasil tes PCR (maksimal 2x24 jam sebelum jadwal terbang).

Dokumen-dokumen tersebut tidak perlu dibawa dalam wujud fisik. Kemenkes telah membuka akses bagi operator transportasi udara untuk melakukan pengecekan kesehatan penumpang secara otomatis, dengan menunjukkan kode QR di aplikasi PeduliLindungi atau menunjukkan nomor NIK di //counter check-in// sehingga penumpang tidak perlu lagi menunjukkan dokumen //hardcopy//.

Namun demikian, penumpang perlu memastikan bahwa fasilitas kesehatan tempatnya melakukan tes PCR telah terafiliasi dengan big data Kemenkes yang diberi nama New All Record (NAR). Halodoc memberikan kemudahan dengan memastikan seluruh lokasi drive thru Tes Covid-19 yang kini telah ada di 120 lokasi di 34 kota, yang telah terafiliasi dengan NAR.

“Masyarakat yang akan melakukan perjalanan kini tidak perlu mencetak hasil tes Covid-19 di seluruh fasilitas drive thru dari Halodoc, karena Halodoc sudah langsung terhubung dengan NAR sehingga akan terbaca di aplikasi PeduliLindungi,” ujar Alfonsius lagi.

Melalui berbagai inovasi dan kemampuan teknologi, Halodoc menjadi platform layanan kesehatan yang bisa diandalkan masyarakat dengan pengguna aktif bulanan mencapai 20 juta. Bahkan, beberapa waktu lalu Halodoc sempat menempati posisi kedua Aplikasi Trending di App Store Indonesia.

Karena semakin jadi andalan, dalam kurun waktu empat bulan, Halodoc telah membuka layanan vaksinasi secara drive thru maupun walk-in di 11 lokasi di sembilan kota Indonesia. Yang terbaru, Halodoc menghadirkan Pos Pelayanan Vaksinasi bersama Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

Halodoc bersama Pemda Sukoharjo menyasar masyarakat umum berusia minimal 18 tahun, dan menargetkan pemberian vaksin ke hampir 20 ribu peserta pada 26 Juli 2021. Selain membuka pos pelayanan vaksinasi, Halodoc juga sedang mendigitalisasi proses pendaftaran vaksin untuk meminimalisasi kerumunan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement