Jumat 06 Aug 2021 01:55 WIB

Orang Babilonia Duluan Kenal Geometri Dibanding Pythagoras?

Arkeolog menemukan tablet bertuliskan geometri dari tahun 1900-1600 SM.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Arkeolog menemukan ukiran pada lempengan tablet tanah liat Si.427 yang berasal dari 1900-1600 SM yang menunjukkan penggunaan geometri.
Foto: unsw sydney via cnet
Arkeolog menemukan ukiran pada lempengan tablet tanah liat Si.427 yang berasal dari 1900-1600 SM yang menunjukkan penggunaan geometri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Manusia sudah menggunakan ilmu geometri dalam kehidupan sehari-hari sejak lama. Arkeolog menemukan ukiran bertuliskan geometri pada lempengan tablet tanah liat Si.427 yang berasal dari 1900-1600 SM.

Ukiran itu dibuat oleh pengukur tanah Babilonia yang mengungkapkan bahwa orang telah menggunakan geometri dalam kehidupan sehari-hari selama berabad-abad lebih lama dari yang diperkirakan. Tablet tersebut berasal dari Periode Babilonia Lama.

Baca Juga

Pada dasarnya tablet tanah liat digunakan untuk memetakan garis batas. Namun, lukisan itu menunjukkan tingkat pengetahuan yang mengejutkan dengan menggunakan segitiga Pythagoras untuk membuat sudut siku-siku yang tepat. 

“Penemuan dan analisis tablet memiliki implikasi penting bagi sejarah matematika. Misal, ini lebih dari seribu tahun sebelum Pythagoras lahir,” kata Ahli Matematika Universitas New South Wales Daniel Mansfield.

Sebagai informasi, Pythagoras lahir pada 570 SM. Jadi, berabad-abad sebelum orang Yunani kuno membangun monumen dan sebelum para sarjana seperti Pythagoras lahir serta menyampaikan pengetahuan ilmiah, ternyata orang Babilonia kuno sudah tahu hal tersebut.

“Hal ini secara umum diterima bahwa trigonometri dikembangkan oleh orang Yunani kuno yang mempelajari langit malam pada abad kedua SM. Namun, orang Babilonia mengembangkan proto-trigonometri alternatif mereka sendiri untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengukuran tanah, bukan langit,” ujar dia.

Menariknya, Si.427 bukanlah penemuan baru dan sudah dipajang di sebuah museum di Istanbul. Mansfield mengetahui keberadaannya dari membaca catatan penggalian dari sebuah ekspedisi yang terjadi pada tahun 1894 di Irak modern.

“Ini adalah tantangan nyata untuk melacak tablet dari catatan ini dan menemukannya secara fisik. Laporan itu mengatakan bahwa tablet itu telah pergi ke Museum Kekaisaran Konstantinopel, tempat yang jelas-jelas sudah tidak ada lagi,” ucap dia.

Setelah Mansfield melacak objek itu, butuh waktu berbulan-bulan untuk menguraikan maknanya yang dijelaskan secara rinci dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Rabu di jurnal Foundations of Science. Ada satu misteri yang tersisa dengan dokumen kuno: Nomor 25:29 tertulis di Babilonia Kuno dengan basis 60 di bagian belakang.

Dilansir Cnet, Kamis (5/8), Mansfield mengaku masih tidak mengetahui apa arti angka-angka tersebut. “Ini benar-benar teka-teki. Saya ingin mendiskusikan petunjuk apa pun dengan sejarawan atau matematikawan yang mungkin memiliki firasat tentang apa yang coba disampaikan oleh angka-angka ini kepada kita,” tambahnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement