REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Hampir semua mobil di Eropa telah dilengkapi dengam airbag. Tapi, sebagian airbag itu tak pernah digunakan karena mobil tersebut tak mengalami kecelakaan yang memicu airbag mengembang.
Hal ini pun mendorong sebuah start up dari Jerman untuk mendaur ulang airbag tersebut. Start up bernama Airpaq itu sendiri mendapat airbag dari tempat penampungan mobil yang telah tak dipakai karena telah melewati batas usia pemakaian.
Airbag itu kemudian dipotong dan dijahit dengan beragam desain sehingga bisa berubah fungsi menjadi backpack maupun sling bag.
Airbag itu pun dikemas dengan beragam warna sesuai selera sehingga menjadi tas yang menarik. Selain menggunakan bahan baku dari airbag bekas, beberapa bagian dari tas itu juga dibuat dari sabuk pengaman atau seatbelt bekas.
Dikutip dari Kickstarter pada Jumat (13/8), produk Airpaq sendiri dilengkapi dengan bahan tahan air dan sejumlah kompartemen. Tas ini mampu menjadi tas yang fungsional dan nyaman untuk digunakan.
Soal harga, backpack daur ulang ini dipasarkan dengan harga sekitar 50 euro hingga 219 euro atau sekitar Rp 800 ribu hingga Rp 3,5 juta. Sedangkan sling bag Airpaq ditawarkan dengan harga sekitar 40 euro atau Rp 640 ribu.
Untuk memastikan kebutuhan bahan baku terpenuhi, Airpaq telah menjalin kerja sama dengan 10 scrapyards. Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan para produsen perangkat keamanan mobil untuk mendapat bahan baku dari sisa hasil produksi para produsen tersebut.