Selasa 17 Aug 2021 16:19 WIB

Gunung Etna di Eropa Bertambah Tinggi 30 Meter, Ada Apa?

Gunung Etna di Italia tumbuh sekitar 30 meter berdasarkan gambar satelit.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Lava meletus dari kawah Gn. Etna, gunung berapi aktif terbesar di Eropa, dekat Catania, di pulau Sisilia Italia selatan, Sabtu malam, 31 Juli 2021.
Foto: AP/Salvatore Allegra
Lava meletus dari kawah Gn. Etna, gunung berapi aktif terbesar di Eropa, dekat Catania, di pulau Sisilia Italia selatan, Sabtu malam, 31 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Etna, gunung berapi tertinggi dan paling aktif di Eropa, telah meletus begitu banyak dalam enam bulan terakhir. Hal ini diduga mengakibatkan gunung yang berada di Italia tersebut tumbuh sekitar 30 meter berdasarkan gambar satelit. 

Yang termuda dan paling aktif dari empat puncak kawah Etna ialah kawah tenggara. Dilansir dari Livescience pada Selasa (17/8), bagian itu sekarang menjadi bagian tertinggi dari gunung berapi, menjulang 3.357 m di atas permukaan laut. Menurut National Institute for Geofisika dan Vulkanologi (INGV), ketinggian tersebut merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah.

Baca Juga

Percepatan pertumbuhan yang tiba-tiba adalah hasil dari sekitar 50 letusan di kawah tenggara sejak 16 Februari 2021. Fenomena ini telah menyebabkan transformasi bentuk gunung berapi yang mencolok. 

Para ilmuwan menemukan pertumbuhan eksplosif saat menganalisis gambar yang diambil oleh satelit pencitraan Bumi Pléiades pada 13 Juli dan 25 Juli. Data tersebut memiliki ketidakpastian sekitar 10 kaki (3 m). 

Faktanya, kawah tenggara sekarang lebih tinggi dari "kakaknya", kawah timur laut, puncak tertinggi di Etna selama 40 tahun terakhir. Setelah kawah timur laut meletus pada tahun 1980 dan 1981, mencapai ketinggian maksimum 10.990 kaki (3.350 m). Tapi ketinggian itu menurun selama bertahun-tahun karena tepi kawah runtuh. Pada musim panas 2018, kawah timur laut berukuran 10.912 kaki (3.326 m). 

Gunung Etna diperkirakan terbentuk sebagai gunung berapi bawah laut yang perlahan tumbuh saat meletus. Letusan ini terjadi berkali-kali dan secara bertahap meningkatkan ketinggiannya dengan lava yang mengeras berdasarkan data Observatorium NASA. 

Saat ini, sebagian besar bagian gunung ditutupi dengan aliran lava bersejarah dari letusan yang terjadi hingga 300 ribu tahun yang lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement