REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin (IAIS) Sambas, Kalimantan Barat, yang berdiri 15 tahun lalu berharap percepatan penegerian menjadi IAIN Sambas.
"IAIS Sambas yang awal berdiri hanya ada satu program studi yaitu Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Alhamdulillah sekarang sudah ada 15 prodi yang dua di antaranya pascasarjana. Dengan 122 orang tenaga pengajar yang berkompeten, 30 di antaranya sudah bergelar doktor dan dengan jumlah mahasiswa sekitar dua ribuan. Dengan begitu kami sudah siap menjadi IAIN Sambas," ujar Rektor IAIS Sambas, Jamiat Akadoldi Sambas, Ahad (22/8)
Ia mengatakan sebenarnya penegerian IAIS Sambas sudah dari tahun 2015, namun karena berbagai macam kendala mengenai persyaratan dan yang lainnya jadi masih belum dapat berubah menjadi negeri sampai saat ini.
"Sekarang civitas akademika IAIS Sambas berusaha untuk menggencarkan lagi penegerian IAIS Sambas," katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri BEM IAIS Sambas Wahyudi Wibowo Sari menambahkan bahwa Aliansi Mahasiswa IAIS Sambas siap menjadi garda terdepan percepatan penegerian IAIS Sambas.
"Kami sudah terlalu lama menunggu untuk penegerian IAIS Sambas menjadi IAIN Sambas, ini upaya kami untuk mengetuk pintu hati pemerintah pusat agar bisa memperhatikan kampus-kampus di daerah," kata Bowo.