REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyatakan, setiap daerah punya karakteristiknya masing-masing. Untuk itu, pemberian pendidikan yang cocok di setiap daerah penting untuk dilakukan.
Nadiem menyampaikan hal tersebut saat bertemu masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Bunga Kembang, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Pada kesempatan itu, dia menyapa anak-anak Orang Rimba atau Suku Anak Dalam, orang tua, guru, komunitas Konservasi Indonesia Warsi, dan perwakilan pemerintah Kabupaten Sarolangun.
Saat pertemuan, Mendikbudristek mengenakan kaus bertuliskan Merdeka Belajar. Dia mengungkapkan alasannya menggunakan kaus tersebut, yakni ingin menunjukkan Kemendikbudristek percaya bentuk pendidikan tidak hanya satu, tetapi beragam. Karena itu, belajar haruslah merdeka.
Ketua PKBM Bunga Kembang, Maknun, menjelaskan, akses pendidikan formal masih sulit sehingga pihaknya menyediakan kurikulum alternatif. Kurikulum alternatif disusun berdasarkan kearifan lokal masyarakat setempat. Dia memberikan salah satu contoh kasus bagaimana pengajaran dilakukan berdasarkan persoalan yang ada di lapangan.
“Misalnya, Orang Rimba hidup dari menjual damar, madu, dan rotan. Namun saat transaksi, harganya tidak sesuai dan mereka merasa dibohongi. Maka anak-anak kita ajarkan berhitung,” jelas Maknun.