REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hipertensi atau tekanan darah tinggi memengaruhi sebagian besar populasi global dan lintas kelompok umur. Hipertensi bisa dipicu oleh kebiasaan mengonsumsi makanan asin dan stres serta kecemasan.
Terkenal sebagai silent killer, hipertensi bisa melanda tanpa tanda-tanda peringatan dini. Oleh karena itu, orang yang berisiko perlu menjalani pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Hipertensi berkembang dari waktu ke waktu dan meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti serangan jantung atau strok. Dalam kasus ekstrem, tekanan darah tinggi bahkan dapat mengakibatkan gagal ginjal, kebutaan, atau kegagalan organ.
Dilansir Times Now News, Kamis (7/10), pemantauan tekanan darah adalah suatu keharusan setelah usia 40 tahun. Skrining rutin pada usia muda lebih penting bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti obesitas, merokok, dan riwayat keluarga dengan masalah jantung.
Bagaimana jika telanjur mengidap hipertensi? Coba pertahankan kondisi dengan mengontrol pola makan sesuai dengan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) alias pendekatan diet untuk mengatasi hipertensi.
Manajemen tekanan darah tinggi bisa dilakukan dengan memasukkan lebih banyak protein dan lemak sehat serta membatasi asupan garam, natrium, dan lemak jenuh. Konsumsi garam tidak lebih dari satu sendok teh dapat membantu tekanan darah turun, karena membantu obat-obatan diserap lebih baik.
Bagaimana cara mengatur tekanan darah dengan mengurangi asupan garam? Untuk awalnya, orang mungkin belum terbiasa dengan rasa makanan yang kurang asin. Agar tidak kaget, Anda bisa melakukannya secara bertahap.