Rabu 27 Oct 2021 23:04 WIB

Nadiem Targetkan 150 Ribu Mahasiswa Belajar di Luar Kampus

Mendikbud akan meningkatkan program-program kampus yang setara dengan 20 SKS.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, Nadiem Makarim.
Foto: Kemendikbudristek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, Nadiem Makarim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, mengatakan, akan meningkatkan program-program kampus yang setara dengan 20 SKS. Dia menargetkan, tahun depan ada sebanyak 150 ribu mahasiswa yang akan berpartisipasi dalam belajar di luar kampus.

"Tahun ini ada 50 ribu mahasiswa yang berpartisipasi dalam belajar di luar kampus. Tahun depan kita targetnya 150 ribu. Jadi tolong dorong untuk mencari program lokalnya,” ujar Nadiem dalam keterangannya, Rabu (27/10).

Mendikbudristek mengingatkan, ada sejumlah program yang setara 20 SKS yang akan ditingkatkan tahun depan. Program-program itu, di antaranya 'Magang Bersertifikat' dan 'Kampus Mengajar'. Untuk itu dia meminta kampus-kampus di berbagai daerah agar menyiapkan program yang terkait.

Hal tersebut ia sampaikan saat berdialog secara hybrid dengan perwakilan perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) se-Sumatra Utara di Kampus Universitas Sumatra Utara (USU), Kota Medan. Dalam kesempatan tersebut Nadiem mendengarkan berbagai masukan tentang berjalannya program MBKM pada tahun pertama, baik dari mahasiswa, dosen, maupun rektor.

Dalam dialog, Mendikbudristek menerima banyak masukan terkait pelaksanaan MBKM. Tantangan utama yang banyak dihadapi oleh mahasiswa dan perguruan tinggi adalah terhambatnya proses konversi SKS dan sulitnya kerja sama dengan mitra industri.

Mendikbudristek mengapresiasi semua pihak yang dengan susah payah mengikuti program MBKM. Ia menilai wajar apabila pada pelaksanaan tahun pertama MBKM masih menemui banyak permasalahan karena mengusung perubahan besar. Namun, ia yakin pelaksanaan MBKM pada tahun-tahun berikutnya akan mengalami perbaikan dan berjalan lebih lancar.

“Jadi ini adalah proses adaptasi. Kalau kita tidak memulai, tidak akan sampai pada tujuan. Pada cita-cita. Mohon kesabaran dan dedikasi untuk bersama memecahkan masalah,” tutur Menteri Nadiem.

Terkait permasalahan sulitnya konversi SKS bagi peserta MBKM, Nadiem menegaskan, tiga semester di luar program studi merupakan hak mahasiswa. Pemberian 20 SKS itu dilakukan karena pemerintah ingin memastikan mahasiswa seperti bekerja penuh waktu saat magang, sehingga tidak harus menambah waktu belajar lagi di kampus. Oleh karena itu kampus wajib mengurasi program magang yang memperbolehkan bekerja penuh waktu.

Selain itu kesempatan tersebut, Mendikbudristek juga menyampaikan mulai ditegaskannya isu tiga besar dosa dalam dunia pendidikan yang terdiri dari kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi. Salah satu perjuangan bersama yang mulai dilakukan adalah memastikan para mahasiswa dan dosen merasa aman dan bebas dari kekerasan seksual.

Pada kesempatan itu, Rektor USU, Muryanto Amin menyampaikan, pada saat ini USU telah melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan lima mitra BUMN.

Sampai dengan saat ini USU telah mengirimkan 94 mahasiswa untuk mengikuti program MBKM dan mulai terlihat hasilnya. “Selama magang dinilai, kalau bagus akan lanjut bekerja di perusahaan tempat magang tersebut sebagai pimpinan lokal,” ujar Muryanto.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement