REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat ruang angkasa milik Badan Antariksa Amerika (NASA), Curiosity untuk pertama kalinya menemukan molekul organik di Mars. Menurut laporan, Curiosity berada di area Vera Rubin di dasar gunung Sharp yang ada di Mars. Pesawat ruang angkasa ini kemudian mengumpulkan sampel tanah di Planet Merah tersebut.
Setelah itu, tim di balik misi Curiosity memutuskan untuk menempuh rute yang berbeda. Alih-alih menjatuhkan sampel ke salah satu tempat seperti cangkir berisi sampel, mereka menjatuhkannya ke dalam cangkir yang sudah diisi dengan campuran kimia.
Molekul yang dilepaskan dari cangkir kemudian terperangkap dan dianalisis, mengungkapkan molekul organik di Mars yang sebelumnya tidak terdeteksi oleh NASA. Maëva Millan, seorang rekan postdoctoral di Goddard Spaceflight Center NASA dan penulis utama studi terbaru ini, menjelaskan bahwa motivasi awal di balik percobaan tersebut adalah sebagai referensi untuk percobaan kimia yang dilakukan pada sampel Mars.
“Eksperimen ini pasti berhasil,” ujar Millan, dilansir Inverse, Selasa (2/11).
Menurut Millan, meski belum menemukan apa yang dicari, namun teknik yang digunakan dalam studi tersebut sangat menjanjikan. Curiosity mendarat di Kawah Gale pada 6 Agustus 2012, dan telah menjelajahi medan Mars sejak saat itu.
Misi tersebut bertujuan untuk mencari tanda-tanda kehidupan purba di Mars. Meskipun kondisi planet tersebut saat ini dingin dan tandus, diduga di sana pernah terdapat sungai yang mengalir dan danau yang menggenang.
Para ilmuwan percaya bahwa planet ini mungkin pernah dihuni dan mungkin menampung kehidupan mikroba purba selama sejarah awalnya. Untuk mencari tanda kehidupan tersebut, para ilmuwan mencari biosignatures di Mars atau bahan kimia tertentu yang mungkin telah dihasilkan oleh beberapa bentuk kehidupan masa lalu atau sekarang, baik itu mikroba atau sesuatu yang lebih kompleks.
Para ilmuwan juga mencari molekul organik. Molekul organik dianggap sebagai blok bangunan kehidupan di Bumi yang dapat terbawa ke tempat lain di alam semesta.
Curiosity sebelumnya telah mendeteksi molekul organik yang terkubur di sedimen Mars, tetapi temuan baru menambah daftar molekul organik di planet ini, yang semakin memperkuat dugaan tentang kelayakan huni di masa lalu.
Baca juga : Facebook tak Lagi Gunakan Teknologi Pengidentifikasi Wajah