Sabtu 06 Nov 2021 06:42 WIB

Dokter Sarankan Pengobatan Ini untuk Keringat Berlebihan

Antiperspirant hingga botox disarankan untuk mengobati keringat berlebihan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Antiperspirant hingga botox disarankan untuk mengobati keringat berlebihan.
Foto: www.freepik.com.
Antiperspirant hingga botox disarankan untuk mengobati keringat berlebihan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dunia medis, keringat berlebih disebut dengan hiperhidrosis. Keadaan ini sering membuat seseorang tak percaya diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dalam pengobatan dan perawatannya hiperhidrosis sangat bergantung kepada bagian tubuh yang mengalami keringat berlebih. Menurut profesor dermatologi di George Washington School of Medicine and Health Sciences, Adam Friedman, MD, untuk kondisi yang kompleks, perlu berhati-hati dan mungkin harus menggabungkan beberapa perawatan untuk mengendalikannya. 

Baca Juga

"Bagi mereka yang berkeringat di beberapa bagian tubuh, beberapa perawatan mungkin diperlukan," ujar Friedman, dilansir dari laman health, Sabtu (6/11). 

Terkait pengobatan, menurut International Hyperhidrosis Society (IHS) antiperspirant adalah zat kimia yang dapat membantu menyumbat saluran keringat untuk sementara dan dapat mengurangi keringat. Untuk alasan itu, Friedman memberi tahu pasiennya untuk mengoleskan antiperspirant di bagian ketiak pada malam hari untuk memblokir keringat yang mungkin terjadi.

Artinya, antiperspirant bisa digunakan untuk mengatasi keringat berlebih. Selain itu, pada hiperhidrosis ringan, Friedman merekomendasikan penggunaan antiperspirant setiap malam selama tiga pekan dan kemudian dikurangi menjadi tiga kali dalam satu pekan. 

Namun, dia memperingatkan beberapa antiperspirant yang dijual bebas dan dengan resep dokter dapat menyebabkan gatal dan terbakar jika digunakan secara tidak benar. Untuk menghindari iritasi kulit, Friedman menyarankan untuk tak menggunakan antiperspirant di pagi hari. Namun, bicarakan dengan dokter tentang penggunannya.

Selain antiperspirant, dokter juga menyarankan pengobatan topikal untuk hiperdrosis aksila primer dengan Qbrexza (glycopyrronium). Obat ini sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada 2018 lalu. 

Friedman mengatakan, Qbrexza (glycopyrronium) adalah obat resep antikolinergik, yakni sejenis obat yang menghalangi sinyal saraf yang menuju kelenjar keringat untuk mengaktifkan keringat. Bila digunakan dengan benar, kain Qbrexza cukup efektif dan disetujui hingga usia 9 tahun. 

Botox (onabotulinumtoxinA) juga menjadi obat untuk keringat berlebih pada ketiak, tangan, kaki, wajah, selangkangan, dan lainnya. Botox disetujui FDA untuk mengobati hiperhidrosis aksila primer yang parah ketika pengobatan topikal tidak efektif. 

Friedman mengatakan, OnabotulinumtoxinA sementara dapat memblokir pelepasan bahan kimia yang memulai kelenjar keringat tubuh. Botox tidak disetujui untuk digunakan pada bagian lain dari tubuh untuk keringat berlebih. 

Dokter kulit dapat melakukannya dengan hati-hati dalam kasus yang parah ketika tidak ada pengobatan lain yang berhasil. Misalnya, Freidman mengatakan, menggunakan Botox di tangan bisa jadi sulit karena kulit di telapak tangan tebal, sehingga obat sulit ditembus. 

"Juga ada banyak ujung saraf di jari dan tangan, dan suntikan Botox bisa terasa sakit di sana," katanya.

Beberapa pengobatan lainnya, termasuk laser untuk keringat berlebih pada ketiak, Iontophoresis untuk tangan dan kaki, miraDry untuk ketiak, dan Beta blocker (propranolol) dan benzodiazepin yang memblokir keringat dan kecemasan. Beberapa operasi pun disarankan untuk pengobatan hiperhidrosis aksila. Pasien bisa berkonsultasi dengan dokter tentang pengobatan yang paling cocok untuk mengobati hiperhidrosis yang dialami.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement