REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengobatan potensial untuk HIV yang akan menyembuhkan secara fungsional virus segera memulai uji coba pada manusia. Pada September, Food and Drug Administration (FDA) memberikan persetujuan Excision Biotherapeutics untuk mulai menguji pengobatan HIV mereka, yang dikenal sebagai EBT-101 pada sukarelawan dengan HIV.
Teknologi yang ditemukan di Temple University di Philadelphia ini menggunakan pengeditan gen untuk memotong potongan DNA manusia. Pengobatan ini diharapkan akan bekerja pada genom HIV untuk menghentikannya bermutasi di dalam tubuh.
"Jika Anda hanya membuat satu potongan, virus dapat bermutasi di sekitarnya. Kami membuat beberapa pemotongan untuk menonaktifkan genom virus,” kata CEO Excision Daniel Dornbusch dilansir People, Sabtu (6/11).
Perawatan akan datang dalam bentuk dosis tunggal yang diberikan oleh IV selama satu sampai dua jam. Saat ini, tidak ada obat untuk HIV, cara paling efektif untuk mengelola virus adalah dengan terapi antiretroviral (ART) yang mengharuskan minum banyak obat setiap hari. Dalam uji coba Excision, peserta akan terus memakai ART selama tiga bulan setelah mendapatkan dosis EBT-101, dan kemudian berhenti menggunakan obat.
Para peneliti telah menemukan EBT-101 efektif dalam memotong bagian genom HIV dalam percobaan sebelumnya pada primata non-manusia dan sel manusia yang diisolasi di laboratorium. Mereka berharap percobaan pertama pada manusia membuktikan bahwa pengobatan itu aman dan efektif.
"Tujuannya, tentu saja, adalah untuk menemukan terapi pertama yang menciptakan penyembuhan fungsional untuk HIV," kata Dornbusch.
Istilah 'penyembuhan fungsional' adalah perbedaan penting, karena tidak akan ada cara untuk menentukan apakah EBT- 101 akan menghapus setiap genom virus dari individu, yang disebut 'penyembuhan sterilisasi’. Namun, obat sterilisasi tidak diperlukan, karena tujuan terapi adalah agar individu tetap HIV negatif dengan tes RNA, mempertahankan tingkat sel kekebalan yang normal, dan berhenti memakai pengobatan antiretroviral, mencapai penyembuhan yang fungsional.
Seiring dengan pengobatan Excision, Moderna dan Johnson & Johnson juga sedang menjalankan uji coba vaksin HIV pada manusia untuk mencegah virus. Vaksin Johnson & Johnson gagal dalam uji coba pertama, gagal mengurangi infeksi risiko hingga setengahnya, dan memberikan perlindungan sekitar 25,2 persen.