Senin 15 Nov 2021 20:34 WIB

Jam Tidur Malam Berpengaruh Besar pada Sakit Jantung

Tidur malam yang cukup memiliki masalah gangguan jantung paling rendah.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Tidur malam yang cukup memiliki masalah gangguan jantung paling rendah.
Foto: Pixabay
Tidur malam yang cukup memiliki masalah gangguan jantung paling rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan Inggris menunjukkan tentang jam tidur di malam hari yang penting bagi semua orang. Pukul 22.00 hingga 23.00 disebut menjadi waktu yang mungkin paling baik, memberikan manfaat besar bagi kesehatan. 

Dilansir Inc, Senin (15/11), studi melibatkan penelitian tentang kesehatan dan kebiasaan terhadap lebih dari 500.000 orang di Inggris selama 30 tahun. Ini dimulai pertama kali pada 2006. 

Baca Juga

Peserta menjawab pertanyaan tentang kesehatan, melakukan pengukuran dasar, seperti tinggi dan berat badan, kemudian memberikan sampel darah dan urin. Sekitar 20 persen peserta juga mengenakan alat pelacak tidur di pergelangan tangan mereka selama tujuh hari.

Hingga kemudian tim ilmuwan Inggris dapat mengambil beberapa data pada saat ini, yang berkaitan dengan sekitar 88.000 peserta. Mereka menggunakannya untuk melacak korelasi antara kebiasaan tidur dan kecenderungan mengembangkan penyakit jantung selama lima setengah tahun berikutnya, 

Sekitar 3,6 persen peserta secara keseluruhan mengembangkan penyakit kardiovaskular, seperti stroke, serangan jantung, atau masalah terkait jantung lainnya. Selain itu, para peneliti mengatakan mengidentifikasi korelasi yang signifikan antara kemungkinan waktu tidur berada di 3,6 persen yang mengembangkan masalah jantung.

Namun, secara khusus bagi para peserta yang tidur secara konsisten antara pukul 22.00 dan 23.00 memiliki masalah gangguan jantung paling rendah. Ini dibandingkan dengan mereka yang pergi tidur pada tengah malam atau dini hari, memiliki peluang 25 persen lebih tinggi terkena masalah jantung. 

Sementara, bagi peserta yang tidur sebelum pukul 22.00 juga memiliki risiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular, hingga 24 persen. Meski demikian, tim peneliti tidak dapat sepenuhnya memastikan dan menyimpulkan bahwa mereka yang terhindar dari risiko gangguan jantung adalah karena tidur antara pukul 22.00 dan 23.00, tetapi hanya saja dalam penelitian cenderung demikian.

Penulis utama studi, David Plans dari University of Exeter mengatakan bahwa tidur terlambat atau terlalu awal dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh manusia. Hal inilah yang mungkin memiliki efek lebih langsung pada kecenderungan untuk penyakit jantung.

“Meski kami tidak dapat menyimpulkan penyebab dari penelitian, hasil menunjukkan bahwa waktu tidur lebih awal atau lambat mungkin menganggu jam tubuh dengan konsekuensi buruk bagi kesehatan jantung," ujar Plans dalam sebuah pernyataan.

Lebih lanjut, Plans mengatakan bahwa orang-orang yang secara konsisten pergi tidur pada pukul 22.00 malam lebih cenderung melakukan perilaku lain yang lebih langsung memengaruhi kesehatan. Sebagai contoh, Anda yang bisa tidur di waktu itu berarti sudah menyelesaikan pekerjaan sebelumnya, yang pada akhirnya membuat waktu istirahat dan bangun di pagi hari menjadi lebih teratur.

Di luar itu, ada fakta sederhana bahwa orang yang tidur pukul 22.00. lebih mungkin untuk mendapatkan waktu tujuh atau delapan jam penuh untuk beristirahat di malam hari. Jadi jika dapat melakukannya, cobalah untuk mulai rutinitas tidur di waktu tersebut, yang diharapkan dapat memberi banyak manfaat kesehatan di kemudian hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement