REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang terbiasa menggunakan deodoran sesaat setelah mandi di pagi hari. Kebiasaan ini ternyata tidak tepat.
Ada beragam bukti yang menunjukkan bahwa waktu terbaik untuk mengaplikasikan deodoran adalah di malam hari, sesaat sebelum tidur. Akan tetapi, hal ini hanya berlaku untuk penggunaan deodoran yang mengandung antiperspiran.
Sebelumnya, penting untuk mengetahui perbedaan mendasar dari deodoran dan antiperspiran. Deodoran yang tidak mengandung antiperspiran hanya berfungsi untuk membunuh bakteri penyebab bau atau menyamarkan bau. Antiperspiran lebih berperan dalam mengurangi produksi keringat dan menjaga ketiak tetap kering.
Deodoran yang mengandung antiperspiran lebih baik dipakai di malam hari karena tubuh tidak begitu aktif saat tidur. Selain itu, suhu tubuh juga menurun di malam hari sehingga keringat yang keluar menjadi lebih sedikit.
Kondisi tersebut membuat kelembapan ketiak berkurang sehingga memungkinkan tubuh menyerap bahan aktif dari antiperspiran, yaitu aluminum, dengan lebih baik. Presiden American Academy of Dermatology Dr David Pariser mengatakan saat tidur tubuh akan memiliki lebih banyak waktu untuk menyerap antiperspiran sehingga produk tersebut menjadi lebih efektif.
Selain itu, deodoran sendiri jauh lebih baik diaplikasikan pada kulit yang kering. Oleh karena itu, mengaplikasikan deodoran sesaat setelah mandi bukan hal yang ideal untuk dilakukan. Sekalipun ingin menggunakan deodoran setelah mandi, pastikan kondisi kulit ketiak sudah benar-benar kering.
Banyak orang yang mungkin ragu untuk mengaplikasikan deodoran yang mengandung antiperspiran di malam hari. Alasannya, mereka khawatir bila deodoran yang sudah diaplikasikan akan hilang manfaatnya setelah mandi di pagi hari.
Hal ini tak perlu dikhawatirkan karena antiperspiran yang dipakai di malam hari sudah terserap dengan cukup baik ke dalam kulit dan menutup pori-pori tempat keluarnya keringat. Antiperspiran ini tidak menempel di permukaan kulit sehingga mandi di pagi hari tak akan menghilangkan manfaatnya.
Di samping itu, sebagian antiperspiran pada deodoran didesain untuk bisa bertahan sampai 48 jam. Artinya, produk ini tidak perlu digunakan setiap hari. Akan tetapi, frekuensi penggunaan deodoran ini dapat disesuaikan dengan seberapa banyak keringat yang biasanya diproduksi oleh tubuh.
Seperti dilansir Life Hacker, Kamis (18/11), sebagian orang mungkin khawatir mengenai kandungan aluminum yang ada di antiperspiran. Salah satu alasannya, paparan aluminum diyakini dapat berkontribusi terhadap kejadian kanker payudara dan penyakit Alzheimer. Berdasarkan beberapa studi berskala kecil dan besar, tak ditemukan adanya hubungan antara paparan aluminum pada manusia dengan penyakit Alzheimer.