REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperhatikan asupan makanan sangat penting demi kesehatan secara keseluruhan. Asupan makann dan minuman yang kurang sehat tentunya perlu dikurangi, bahkan dihindari.
Namun, para ahli dari Mayo Clinic memperingatkan tentang satu minuman populer, yakni minuman energi yang dapat menempatkan seseorang pada risiko kesehatan serius. Bahkan jika itu dikonsumsi dalam jumlah sedikit. Dampak dari mengonsumsi minuman ini bisa menimbulkan peningkatan risiko penyakit jantung.
Minuman energi seperti Red Bull, Monster, dan Rockstar adalah beberapa minuman kemasan paling populer di AS, dan penjualannya terus meningkat. Mayo Clinic memperingatkan bahwa minuman ini dapat memiliki efek samping yang serius, bahkan hanya setelah minum satu kaleng 16 ons.
Peneliti Mayo Clinic memeriksa 25 peserta sehat dengan usia rata-rata 29 tahun untuk berpartisipasi dalam studi double-blind, terkontrol plasebo. Setiap peserta mengonsumsi minuman energi 16 ons dan minuman plasebo dalam waktu lima menit secara acak.
“Itu dilakukan pada dua hari terpisah, dengan jarak maksimum dua pekan," tulis Mayo Clinic melalui siaran pers, dilansir dari Best Life, Sabtu (20/11).
Minuman plasebo memiliki rasa, tekstur, dan warna yang serupa, tetapi minim kafein. Studi yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association itu menghubungkan konsumsi minuman energi dengan peningkatan tekanan darah dan risiko lebih tinggi kardiovaskular.
Selain meningkatkan tekanan darah subjek penelitian, para peneliti juga menemukan bahwa minuman energi tampaknya memicu peningkatan norepinefrin, bahan kimia hormon stres, dan ini dapat mempengaruhi peningkatan risiko kejadian jantung. Faktanya, subjek penelitian yang mengonsumsi minuman energi mengalami peningkatan kadar norepinefrin sekitar 74 persen, sedangkan yang mengonsumsi plasebo mengalami peningkatan 31 persen.
Minum minuman berenergi saat berolahraga juga meningkatkan risiko stroke. Sementara risiko penyakit jantung yang lebih tinggi seharusnya menjadi alasan yang cukup untuk menemukan minuman favorit baru, para ahli mengatakan ada alasan lain untuk waspada terhadap minuman energi.
"Minuman energi mengandung kafein dalam dosis tinggi dan terkadang stimulan lainnya. Kami menemukan bahwa beberapa orang yang mengonsumsinya masuk rumah sakit karena stroke atau pendarahan otak yang parah," kata Rheumatologist Rula Hajj-Ali, MD kepada Cleveland Clinic.
Hasil studi menunjukkan bahwa orang harus berhati-hati saat mengonsumsi minuman energi karena kemungkinan risiko kesehatan. Anna Svatikova, MD, PhD, seorang rekan kardiologi Mayo Clinic dan penulis pertama studi tersebut, mengatakan bahwa menanyakan pasien tentang konsumsi minuman energi harus menjadi rutinitas para dokter.
Menurut penelitian terbaru, usia muda juga mulai gandrung dengan miinuman energi. Diperkirakan bahwa sekitar 30 persen remaja antara usia 12 sampai 17 tahun di Amerika Serikat mengkonsumsi minuman energi secara teratur. Itu telah dikaitkan dengan peningkatan kunjungan ruang gawat darurat dan kematian, menurut American Heart Association (AHA) .
Kate O'Dell, PharmD, profesor farmasi dan rekan penulis studi Mayo Clinic, setuju bahwa kaum muda adalah demografis berisiko tinggi, akibat seringnya mereka mengonsumsi minuman tersebut. Minuman berenergi mudah didapat dan banyak dikonsumsi oleh remaja dan dewasa muda, termasuk mahasiswa.
"Memahami bagaimana minuman ini mempengaruhi jantung sangat penting," katanya.