REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi
Sumber:
1. Margriet van Tiel, 1984, desertasi
2. Kesaksian kerajaan Siak Sri Indrapura, 2017
Intro:
Lihat Lithografi di atas dibuat orang Portugis tahun 1522.
Wa Item, Syahbandar Kalapa adalah pada kurun 1518-1540. Dalam litho itu Wa Item di kanan, yang tengah istrinya, wanita Portugis. Ia jago Betawi. Sampai kini masih banyak Betawi pesisir yang sebut nama dia. Pitung generasi terkemudian.
Kemana Pitung melarikan diri?
Menurut Margriet van Tiel, Pitung setelah membunuh jago Glodok tahun 1886, dipenjara di Mester, kemudian loloskan diri lalu bunuh demang Kebayoran yang telah bunuh misannya bernama Ji'ih. Sejak itu Pitung melarikan diri hingga tahun 1893. Ia balik Jakarta 1894 dan tertangkap dan ditembak polisi Belanda di Pondok Kopi (lihat tulisan Margriet van Tiel merujuk koran-koran semasa).
Ketua Bamus Suku Betawi 1982 Haji Oding menuturkan pengalamannya menjadi tamu di kerajaan Siak Sri Indrapura pada tahun 2017. Haji Oding diperlihatkan salinan surat Sultan Riau XVÍI M pada pemimpin negeri Betawi patih Majakatera/akarta. Nomenclatur patih juga terdapat dalam perjanjian dengan Portugis tahun 1521.
Tuan rumah di Siak juga berkisah tentang anyaman bambu untuk simpan ikan tangkapan yang di zona ekonomi Lingga disebut pitung merujuk nama Pitung yang perkenalkan model anyaman bubu untuk simpan ikan tangkapan. Kok Pitung? Menurut orang-orang dari kesultanan Siak, dalam pelariannya Pitung berdiam di Lingga selama tujuh tahun.
Time line persis:
1. 1886 Pitung lolos dari bui, bunuh denang Kebayoran, lari ke pulau Lingga.
2. 1886-1893 di pulau Lingga .
3. 1894 ditembak mati di Pondok Kopi, Jakarta Timur
Kenapa Pitung lari ke Lingga?
1. Zona ekonomi Lingga di luar kontrol Belanda.
2. Profesi Pitung selama ini seorang 'gusti' (penulis perjanjian bisnis di zona econ Sunda Kalapa). Tidak susah bagi dia mencari kerja di Lingga.
3. Hubungan kekerabatan Melayu Riau dengan Betawi sangat baik. Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi pengarang Melayu XVIII M pernah tinggal enam bulan di Daleman, Kota Inten, Jakarta.
Demikian fakta dan data Pitung jago Betawi yang punya nama asli Salihun, merujuk van Tiel.