Kamis 06 Jan 2022 16:40 WIB

Si Tangguh Hadapi Pandemi, Namanya La Ode Farid

Ia sempat down, namun bersama Pondok Inspirasi ia meraih berbagai prestasi.

La Ode Farid, mahasiswa IPB University, salah satu penerima Pondok Inspirasi.
Foto: Dok Pondok Inspirasi
La Ode Farid, mahasiswa IPB University, salah satu penerima Pondok Inspirasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pandemi Covid-19 menjadi salah satu fenomena yang memaksa  banyak masyarakat untuk melakukan adaptasi guna mendapatkan kualitas hidup terbaik selama dua tahun ini. Sektor pendidikan menjadi salah satu sektor yang dengan cepat mengalami perubahan. Di tingkat perguruan tinggi, mulai dari ujian saringan masuk hingga metode pembelajaran dengan cepat mengalami penyesuaian.

Tidak hanya itu, masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa pun kian datang. Tak hanya terbatasnya paket internet, soal sinyal pun jadi perhatian. Hal serupa dialami oleh salah satu mahasiswa, La Ode Abdul Farid. La Ode,  sapaan akrabnya,  salah satu mahasiswa telah memasuki semester empat di IPB University telah mengalami kisah yang dapat dijadikan mahasiswa lainnya sebagai motivasi kuliah di kala pandemi. 

La Ode merupakan anak ketiga dari enam bersaudara pasangan Hamsidah dan Juna yang saat ini tinggal di Halmahera Timur, Maluku Utara. Sang bapak bekerja sebagai buruh bangunan bersama anak kedua, sementara ibu sebagai ibu rumah tangga. Tak terbayangkan bagi seorang La Ode diberikan kesempatan untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama,  IPB University, Jurusan Agribisnis. “Alhamdulillah saya penerima Bidikmisi yang saat ini KIP-Kuliah. Sama sekali tidak terbayangkan bisa kuliah karena ekonomi keluarga sangat tidak stabil apalagi saat pandemi,” ucap La Ode seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (6/1).

Satu tahun mengikuti proses kuliah daring di rumah membuat La Ode sempat mengalami down, lantaran hasil indeks prestasi yang didapat belum sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan lingkungan rumah yang belum kondusif saat itu, keterbatasan paket internet, keterbatasan perangkat yang dimiliki dan sinyal yang sesekali kurang mendukung. 

“Sempat down. Sempat berpikir untuk tidak lanjut kuliah karena IP saya 1.89 dan 2.13 di satu tahun perkuliahan. Saat itu saya tidak memiliki laptop, paket terbatas, kondisi ekonomi keluarga yang sulit, tidak ada teman saat itu dan sempat beberapa kali kondisi sinyal tidak bagus,”  tuturnya.

Menjadi bagian dari Pondok Inspirasi

Memasuki semester tiga, La Ode memberanikan diri untuk mendaftar di  Pondok Inspirasi. Pondok Inspirasi merupakan salah satu lembaga sosial pendidikan yang salah satunya memberikan kesempatan mahasiswa untuk tumbuh berproses bersama melalui program pembinaan asrama maupu non-asrama.  Juni 2021 La Ode dinyatakan sebagai salah satu penerima Pondok Inspirasi berasrama dari 500 pendaftar setelah melalui rangkaian proses seleksi.

“Tahu Pondok Inspirasi dari pelatihan menulis esai yang diselenggarakan oleh Pondok Inspirasi. Awalnya minder karena IP kan kecil. Tapi setelah  saya lihat, ternyata persyaratan untuk mendaftar Pondok Inspirasi tidak membutuhkan syarat IP atau IPK,”  ungkap La Ode. Hal ini semakin memperkuat keyakinan La Ode untuk mendaftar sekaligus ingin mendapatkan banyak teman dan lingkungan yang mendukung.

“Benar, masuk di Pondok Inspirasi tidak ada syarat IP atau IPK. Kami yakini setiap mereka bisa bertumbuh bersama, setara, tidak ada sekat dan tentunya memiliki kesempatan sama untuk bergabung. Tak hanya mahasiswa yang memiliki kendala perekonomian saja yang saat ini dapat bergabung di Pondok Inspirasi, mahasiswa dari keluarga ekonomi yang berada pun memiliki kesempatan yang sama,”  tutur Agus Harianto, ketua Yayasan Pondok Inspirasi. 

photo
Salah satu kegiatan di Pondok Inspirasi. (Foto: Dok Pondok Inspirasi)

La Ode menjadi salah satu bagian Pondok Inspirasi setelah mengikuti berbagai seleksi mulai dari seleksi berkas, wawancara duka kali dan diakhiri psikotes oleh psikolog. “Kami melihat La Ode memiliki daya juang yang tinggi. Bertumbuh untuk bermimpi dan merupakan sosok pembelajar yang kuat,” tutur Tanti Mantily Dewi, Talent Advisor Corporate Coach dan Psikolog PT Paragon Technology and Innovation sekaligus sebagai pembina dan tim seleksi Pondok Inspirasi.

Semakin kuat tekad La Ode memutuskan harus segera ke Bogor walaupun pandemi. Namun kondisi ekonomi belum memungkinkan lantaran saat itu La Ode juga baru saja bisa membeli laptop dari uang KIP-Kuliah dan tabungannya.

Bersyukur bagi seorang La Ode karena saat itu Pondok Inspirasi membantu biaya keberangkatannya. “Senang rasanya mendapat kesempatan bergabung di Pondok Inspirasi sekaligus bisa terbang ke Bogor dengan gratis. Tentunya saat itu pun dengan protokol yang ketat bahkan sampai asrama pun harus swab dan karantina dahulu”, ungkapnya.

Kegembiraan La Ode semakin terpancar lantaran tidak hanya mendapatkan fasilitas tiket keberangkatan, makan selama di asrama, internet memadai, bantuan kesehatan ketika sakit, fasilitas stasiun televisi berkualitas, tentunya pembinaan yang yang membuatnya saat ini jauh berkembang. “Di asrama dibudayakan coaching. Saya masih asing dengan coaching. Apa sih itu? Setelah Saya dapatkan, sangat luarbiasa memberikan nilai lebih dari diriku. Aku sangat menghargai diriku”, tuturnya.

Selama di Pondok Inspirasi,  La Ode mengaku telah mendapatkan pencapaian yang luarbiasa. Selain bakat seni yang terus berkembang dan menjuarai beberapa perlombaan, La Ode juga menjadi Juara 1 Lomba Esai Nasional di Oktober 2021. Lebih membanggakan lagi, baru-baru ini La Ode mendapatkan nilai akademik indeks prestasi sebesar 3.77. 

“Alhamdulillah Allah SWT mudahkan. Bangga dengan proses yang saya lalui. Hal yang tidak terbayangkan menjuarai lomba esai yang saya idamkan ternyata saya bisa. Ditambah lagi sangat bersyukur dengan hasil IP yang sangat melesat,”  tutur La Ode dengan wajah berbinar.

Coaching culture 

Pondok Inspirasi berdiri sejak 2013 dan memulai untuk membudayakan coaching bagian dari pembinaan sejak akhir 2020. Salah satu metode yang diaplikasikan saat ini mengikuti perkembangan gaya hidup dan pola pikir milenial yang tidak melulu telling. “Akhir 2020 kami menyadari bahwa coaching sangat dibutuhkan anak-anak muda saat ini. Kami sangat menyadari setiap mereka bisa tumbuh dan berhak atas potensi dirinya, sehingga baik coaching antara mereka dengan beberapa coach di Pondok Inspirasi, coaching sebaya antara mereka, atau selfcoaching menjadi kebutuhan rutinan di Pondok Inspirasi. Intinya trust the process”, tutup Rico, founder Pondok Inspirasi.

Ia mengemukakan, Pondok Inspirasi merupakan organisasi sosial pendidikan dan kepemudaan yang diinisiasi oleh alumni IPB University sejak 2013. Selain menjadi organisasi yang aktif dengan segudang prestasi di dunia kepenulisan ilmiah, Pondok Inspirasi juga berhasil menjadi Komunitas Terpilih Community Challenge Kahf, terpilih mengikuti Girl Leadership Program Bersama Menteri Keuangan RI, Young Business Hub di Turki dan terpilih untuk mengikuti YSEALI YOUnified 2020, mendapat medali emas di ajang Malaysia Technology Expo dan Malaysia Technology Expo 2021 dan MISIIT Archimedes Russian 2021.

“Pondok Inspirasi juga mendapatkan sesi coaching rutinan dan pemberdayaan komunitas dari PT Paragon Technology and Innovation. Pondok Inspirasi mengemban nilai-nilai ketangguhan, kreativitas, pemelajar dan menginspirasi,” papar Rico.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement