Sabtu 08 Jan 2022 09:00 WIB

Serang Anak, Omicron Bisa Akibatkan Batuk Croup

Croup umumnya tidak berbahaya, namun dapat membuat orang tua khawatir.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Perawat menggendong bayi positif Covid-19. Infeksi SARS-CoV-2 varian omicron cenderung mengusik saluran pernapasan atas hingga membuat anak berisiko mengembangkan batuk croup.
Foto:

Mudah didiagnosis

Kabar baiknya, croup dan bronkiolitis merupakan penyakit yang mudah diagnosis oleh dokter. Tak butuh dokter senior untuk bisa mengenalinya.

 

"Croup adalah salah satu penyakit menular pertama yang dipelajari ketika magang di pediatri," kata Kepala Dokter di Rumah Sakit Anak New Orleans Mark Kline.

 

Tim Kline juga telah mencatat peningkatan croup terkait Covid-19.

Sementara itu, ahli penyakit menular pediatri di University Hospital Rainbow Babies & Children's Hospital di Cleveland, Amy Edwards, mendapati hal serupa.

 

"Sebagai dokter anak, melihat lebih banyak anak dengan croup dan bronkiolitis "menenangkan", itu karena kami telah menghadapi kondisi itu sepanjang karier kami," ujarnya.

 

Edwards mengakui, bunyi batuk croup bisa menakutkan untuk didengar, tetapi itu tidak berarti ada masalah dengan paru-paru. Ia menjelaskan, perawatan utama croup adalah menjaga saluran udara bagian atas tetap terbuka dan bersih sampai peradangan mereda.

 

Penderita croup mungkin memerlukan obat steroid beberapa hari, tetapi keluhan ini sering hilang dengan sendirinya. Edwards menyebut, terkadang anak-anak dengan bronkiolitis membutuhkan dukungan oksigen atau perawatan pernapasan sebelum pulih sepenuhnya.

 

Risiko rawat inap karena valsin tertinggal

Edwards dan yang lainnya meyakinkan orang tua bahwa sebagian besar anak kecil dengan Covid-19 cenderung mengalami gejala sakit yang ringan. Akan tetapi, ada kemungkinan bahwa beberapa anak bahkan yang sebelumnya sehat dapat mengalami komplikasi serius yang memerlukan rawat inap.

 

Faktanya, analisis NBC News terhadap data kesehatan dan layanan kemanusiaan menemukan bahwa setidaknya 16 negara bagian telah memecahkan rekor jumlah rawat inap anak yang terkait Covid-19.

 

"Hampir 40 persen rawat inap di rumah sakit anak Texas di Houston, termasuk anak-anak di bawah usia lima tahun," kata ahli patologi yang merupakan salah satu pemimpin Pusat Komando Covid-19 di RS Jim Versalovic.

 

Vaksin adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap infeksi. Namun, suntikan tersebut tidak tersedia untuk anak-anak kecil dalam waltu dekat.

 

Creech yang juga merupakan salah satu peneliti utama untuk uji klinis Moderna KidCOVE memperkirakan peluncuran vaksin untuk anak-anak kecil tidak lebih awal dari musim panas ini. Versalovic dan Texas Children's sebagai salah satu tempat uji klinis pediatri Pfizer-BioNTech juga mengatakan, dirinya tidak mengharapkan vaksin untuk anak usia dini sampai akhir tahun ini.

 

Para ahli mengatakan, pertahanan terbaik untuk anak-anak yang tidak divaksinasi adalah dengan mengamankan mereka. Artinya, kelilingi mereka dengan orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar yang divaksinasi.

 

"Bagi mereka yang tidak divaksinasi, ini akan menjadi perjalanan yang sulit. Itu mungkin termasuk anak-anak kecil kita, jadi kita benar-benar harus melindungi mereka sebaik mungkin," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement