REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masalah gizi buruk masih ditemukan di Indonesia hingga kini. Profil Anak Indonesia 2019 mengungkapkan, balita yang statusnya gizi buruk dan kurang gizi masing-masing sebesar 3,9 dan 13,8 persen.
Selain itu, sekitar 30,8 persen anak balita mengalami stunting. Mereka terdiri atas balita yang sangat pendek dan balita pendek, masing-masing sebesar 11,5 persen dan 19,3 persen.
Head of Medical KALBE Nutritionals, dr Muliaman Mansyur, menekankan pentingnya asupan nutrisi bagi tumbuh kembang anak. Penting untuk memastikan asupan nutrisi terbaik terutama pada fase MPASI, termasuk camilannya.
“Si kecil harus mendapatkan nutrisi penting seperti nutrisi makro, seperti protein, karbohidrat, lemak yang berasal dari beras, biji-bijian, susu, dan daging,” kata dr Muliaman dalam siaran pers, Senin (10/1/2022).
Selain itu, dibutuhkan juga nutrisi mikro seperti zat besi, kalsium, dan vitamin D yang bisa didapatkan dari telur, sayuran, dan buah. Selain itu, berikan juga kasih sayang dan stimulasi pada sang buah hati.
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan setelah lahir menjadi salah satu tahapan yang sangat penting dalam perkembangan anak. Pada usia enam bulan, ia sudah siap diperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI).
Selain bermanfaat memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak lagi bisa dipenuhi ASI, pemberian MPASI yang sehat dan tepat juga bermanfaat untuk mengasah atau stimulasi motorik dan sensorik termasuk kemampuan oromotor. Itu adalah kemampuan dasar yang berhubungan dengan gerakan mulut termasuk lidah, gigi, bibir, dan rahang si kecil.