Selasa 11 Jan 2022 20:15 WIB

Hati-Hati, Kasus Reinfeksi Covid-19 Marak di Tengah Penyebaran Omicron

Mungkinkah orang yang sudah pernah kena delta lalu terinfeksi omicron?

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Kasus reinfeksi Covid-19 tampaknya ada kaitannya dengan varian omicron.
Foto:

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi dan yang juga pernah menderita Covid-19 mungkin lebih terlindungi. Namun, kekebalan yang timbul karena vaksin dan infeksi hanya sampai titik tertentu.

photo
Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

"Tidak ada kekebalan kombinasi dari vaksin atau antibodi setelah terinfeksi. Entah didapat dari vaksin atau infeksi, tidak ada yang namanya kekebalan absolut," kata penulis sains Katherine Wu dalam laporannya untuk The Altantic.

Orang yang pernah menderita Covid-19 dan pulih harus tetap divaksinasi. Bagaimanapun, vaksin menjadi upaya terbaik dalam hal perlindungan diri sendiri dan orang terdekat.

Kasus omicron Indonesia

Kasus Covid-19 varian omicron di Indonesia terus menunjukkan peningkatan cukup signifikan sejak awal tahun 2022. Per Senin (10/1/2022), Kemenkes mencatat sebanyak 414 orang terkonfirmasi positif varian omicron.

Meskipun kenaikan transmisi omicron akan jauh lebih tinggi daripada varian delta, menurut Budi Gunadi Sadikin, angka perawatan di rumah sakit akan jauh di bawah delta. Dari 414 kasus omicron di Indonesia saat ini, hanya dua orang yang masuk kategori sedang atau membutuhkan perawatan oksigen.

Keduanya berusia 58 tahun dan juga 47 tahun yang sama-sama memiliki komorbid. Sementara sebanyak 26 persen atau 114 dari 414 kasus telah dinyatakan sembuh, termasuk dua orang yang masuk kategori sedang.

"Walaupun omicron ini cepat transmisinya, tapi relatif lebih ringan dari severity atau keparahannya," kata Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, dikutip pada Selasa (11/1/2022).

Budi mengatakan, Indonesia akan menghadapi gelombang pasang kasus omicron. Namun, ia menyerukan masyarakat untuk tidak panik.

Kemenkes pun berencana mengubah strategi penanganan pasien Covid-19 varian omicron. Jika sebelumnya layanan difokuskan di rumah sakit, Kemenkes akan menggesernya untuk difokuskan ke rumah-rumah. Perubahan ini dilakukan karena angka perawatan di rumah sakit dari kasus omicron jauh lebih sedikit.

"Kami sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukan bahwa walaupun naiknya cepat, tapi gelombang omicron ini turunnya pun cepat," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement