REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelecehan emosional tak selalu mudah dikenali, namun bisa sama berbahayanya dengan kekerasan fisik. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi kesehatan mental seperti depresi dan harga diri rendah.
Berikut adalah tujuh tanda pelecehan emosional seperti dilansir di laman Insider, Rabu (12/1/2022):
1. Gaslighting
"Gaslighting adalah taktik umum dalam hubungan yang kasar secara emosional," kata terapis pernikahan dan keluarga, Payal Patel.
Pelaku gaslighting atau yang biasa disebut Gaslighters menyangkal peristiwa telah terjadi untuk membuat korban meragukan diri mereka sendiri dan mempertanyakan persepsi mereka sendiri tentang realitas. Ini dapat merusak pertahanan diri Anda karena kata-kata orang tersebut menjadi lebih kuat dibandingkan keyakinan atau pengalaman korban sendiri.
2. Mengisolasi Anda dari orang-orang terkasih
"Pelaku sering mengisolasi korbannya untuk mengontrol mereka dengan lebih mudah," ujar terapis berlisensi dalam praktik pribadi, JaQuinda Jackson.
Mereka mungkin melakukan ini dengan membatasi kontak Anda dengan orang-orang yang mendukung seperti teman dan keluarga. Mereka meyakinkan Anda bahwa mereka adalah satu-satunya orang yang peduli dengan Anda.
"Isolasi membuat korban bergantung pada pelaku," kata psikolog yang mengkhususkan diri dalam trauma dan kekerasan interpersonal, Mindy Mechanic. Ketika seorang korban diisolasi, mereka tidak memiliki dukungan dari orang yang dicintai yang dapat membantu mereka mengenali pelecehan dan meninggalkan hubungan tersebut.
3. Menggunakan bahasa yang menghina
Orang yang kasar secara emosional mungkin menggunakan bahasa seperti hinaan dan ejekan untuk menyerang harga diri Anda. "Penghinaan sering menargetkan kompetensi, daya tarik, dan nilai Anda sebagai pribadi," ujar Mechanic.
Misalnya, pelaku dapat mengatakan hal-hal seperti "Tidak ada orang lain yang akan mencintaimu, kecuali aku."
Menurut Mechanic, taktik seperti itu melemahkan harga diri dan nilai diri korban. Korban sering bertahan dalam hubungan yang kasar secara emosional karena mereka percaya apa yang telah diberitahukan kepada mereka.
4. Berteriak
"Berteriak sebenarnya bisa menjadi salah satu tanda pertama pelecehan emosional," ujar Patel, dan itu muncul di semua jenis hubungan.
Dimarahi oleh pasangan, orang tua, atau bos Anda bisa menjadi indikator hubungan yang kasar, terutama jika teriakannya sangat keras, agresif, atau orang tersebut berada di dekat wajah Anda.
Berteriak bekerja sebagai taktik kasar karena dapat menciptakan dinamika kekuasaan yang tidak seimbang antara dua orang.
"Orang yang suaranya lebih keras memiliki kekuatan lebih dan dapat menanamkan rasa takut pada korbannya dengan meninggikan suaranya," ujar Patel. Pelaku kemudian dapat memanfaatkan rasa takut itu untuk mengendalikan korbannya.
5. Mengalihkan kesalahan
Pelaku sering kali menghindari tanggung jawab dan menyalahkan orang lain atas perilaku kasar mereka. Dalam banyak kasus, kesalahan jatuh pada korban.
Misalnya, pasangan atau orang tua yang kasar mungkin meyakinkan Anda bahwa pelecehan itu adalah kesalahan Anda dan ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegahnya. "Itu membuat korban terjebak, percaya bahwa mungkin untuk menghentikan pelecehan pasangan mereka dengan mengubah diri mereka sendiri," ujat Mechanic.
Pada kenyataannya, pelecehan emosional sering kali tidak dapat diprediksi dan mungkin lebih didasarkan pada kondisi mental pelaku dibandingkan perilaku korban.
6. Bertingkah sangat cemburu
"Kecemburuan adalah hal biasa dalam hubungan, tapi ada tingkat yang sehat dan tidak sehat," kata Patel.
Kebanyakan orang merasa cemburu di beberapa titik dalam suatu hubungan, tapi ketika itu mengarah pada kemarahan yang intens atau perilaku yang mengendalikan, ini bisa menjadi tanda peringatan pelecehan emosional. Kecemburuan sering kali berasal dari perasaan tidak aman, tapi pelaku dapat mengembangkan kecemburuan yang lebih ekstrem ketika mereka merasa tidak memiliki kekuatan atau kendali atas Anda.
7. Ledakan kemarahan yang tak terduga
"Kemarahan yang tak terduga bisa menakutkan, dan bisa dianggap sebagai bentuk intimidasi," ujar Mechanic.
Seorang anggota keluarga, pasangan, atau bos mungkin tenang pada suatu saat, tetapi kemudian menunjukkan kemarahannya dengan menatapmu, memukul dinding, atau merusak barang-barang rumah tangga.
Semua tindakan tersebut dapat menandakan potensi ancaman atau bahaya, bahkan jika pelaku tidak menyakiti Anda secara fisik. "Kemarahan yang tidak dapat diprediksi adalah tanda pelecehan emosional yang membuat pasangannya gelisah dan tidak yakin dengan apa yang akan terjadi," kata Jackson.