REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinasi dan menjaga protokol kesehatan diyakini sebagai cara untuk melindungi diri dari infeksi Civid-19. Kali ini, perawatan semprotan hidung bisa menjadi alternatif bagi sebagian orang agar terhindari dari infeksi. Sebab, perawatan ini lebih dibutuhkan oleh kategori tertentu saja.
Perawatan yang dikembangkan oleh para ilmuwan di University of Helsinki, Finlandia, diklaim mampu memblokir infeksi virus corona hingga delapan jam dalam studi laboratorium. Hanya saja, belum diuji pada manusia dan studi laboratorium belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Semprotan hidung ini ditujukan untuk pasien immunocompromised atau gangguan kekebalan dan orang dengan kerentanan Covid yang parah. Perawatan ini bekerja dengan menghalangi virus untuk bereplikasi di hidung. Studi laboratorium menunjukan itu bekerja dengan baik terhadap semua varian, tidak seperti perawatan antibodi monoklonal populer yang kurang efektif terhadap Omicron.
“Penggunaan profilaksisnya dimaksudkan untuk melindungi dari infeksi SARS-CoV-2,” kata Kalle Saksela, Ahli Virologi di University of Helsinki dan penulis utama penelitian ini, kepada Gizmodo, seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (12/1/2022).
Meskipun tidak dapat menggantikan vaksin, pengobatan ini dapat memberikan perlindungan tambahan bagi mereka yang membutuhkan peningkatan sistem kekebalan ekstra dan mungkin menjadi dasar untuk pengobatan lain di masa depan.
Orang dengan gangguan kekebalan punya sistem kekebalan lemah karena pengobatan kanker, transplantasi organ, infeksi HIV, dan kondisi lainnya.
Orang-orang ini sangat rentan terhadap gejala Covid yang parah dan rangkaian vaksin tipikal mungkin tidak memberikan dorongan yang cukup bagi sistem kekebalan mereka untuk secara efektif melindungi dari virus. Akibatnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan bahwa semua orang Amerika yang memiliki sistem kekebalan di atas usia lima tahun menerima dosis vaksin tambahan.
Dalam beberapa bulan mendatang, badan tersebut juga dapat merekomendasikan agar orang yang mengalami gangguan kekebalan mendapatkan suntikan keempat. Israel telah merekomendasikan dosis keempat untuk penduduk dengan gangguan kekebalan, serta petugas kesehatan dan orang dewasa di atas usia 60 tahun.
Selain vaksinasi lanjutan, banyak peneliti sekarang mengejar perawatan khusus untuk orang dengan gangguan kekebalan dan orang berisiko tinggi lainnya yang dapat melengkapi vaksinasi. Misalnya, pada Desember, Food and Drug Administration (FDA) mengizinkan pengobatan antibodi monoklonal yang dibuat oleh AstraZeneca dan dirancang untuk mencegah infeksi Covid pada pasien berisiko tinggi.
Perawatan semprot hidung baru, yang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan di Universitas Helsinki, pun dapat menjadi pilihan yang berguna bagi pasien kategori tersebut. Perawatan tersebut dijelaskan dalam pracetak yang diunggah pada akhir Desember, namun belum ditinjau oleh rekan sejawat.