REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siswa dan guru dari Sekolah Menengah Pertama Bakti Mulya 400 (SMP BM 400) mengikuti kegiatan ASEAN+3 Student Camp and Teacher Workshop for the Gifted in Science pada 8 hingga 16 Januari 2022. Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementrian Sains dan Teknologi Korea Selatan dan Korea Foundation for the Advancement of Science and Creativity (KOFAC).
Kegiatan Student Camp yang diikuti oleh lebih dari 120 siswa di Kawasan Asia Tenggara, Korea Selatan, Jepang, dan China (ASEAN+3) ini bertujuan untuk memupuk keterampilan kerja tim dan kemampuan akademik dan public speaking peserta.
Kepala SMP BM 400, Rike Anwari Fuady MSi berharap kegiatan ASEAN+3 Student Camp for the Gifted in Science ini dapat mengasah kemampuan siswa agar memiliki kompetensi abad 21.
“Saya berharap kegiatan ini, dapat mengasah siswa agar terampil dengan kompetensi abad 21 yaitu Critical Thinking, Communication, Creative Thinking, dan Collaboration (The 4C’s),” kata Rike Anwari dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (13/1).
“Kemudian, siswa juga dapat menerapkan kemampuan tersebut untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,” sambungnya.
Student camp sendiri berfokus pada penelitian sains jenjang SMP dengan topik penelitian, antara lain fisika, kimia, dan biologi. Pada kesempatan ini, SMP BM 400 diwakili oleh satu tim biologi dan satu tim kimia.
Masing-masing tim biologi dan tim kimia terdiri dari empat siswa kelas 7 dan 8 dan satu guru pendamping. Nia Maulidhia Ibrahim SPd bertindak sebagai guru pendamping untuk tim biologi, sedangkan Pramita Cucu Mawarni SPd menjadi guru pendamping bagi tim kimia.
Selama student camp berlangsung, siswa SMP BM 400 berkesempatan untuk melakukan proyek penelitian di laboratorium sekolah, berdiskusi dengan peserta didik dari negara lain, melakukan evaluasi penelitian bersama mentor, dan mempresentasikan hasil penelitian mereka kepada seluruh peserta.
Sementara itu, ASEAN+3 Teacher Workshop for the Gifted in Science yang diikuti oleh guru dari SMP BM 400 bertujuan untuk menyiapkan pendidik dari 11 negara yang tergabung dalam ASEAN+3 untuk dapat memberikan pembelajaran terbaik di era pandemi.
Para guru yang mengikuti kegiatan tersebut berkesempatan untuk mendengarkan pemaparan materi terkait pendidikan dari pembicara-pembicara internasional, serta mempresentasikan dan bertukar pikiran mengenai kondisi pembelajaran science di negara mereka masing-masing.
Rike Anwari sebagai kepala SMP BM 400 kembali mengungkapkan harapannya terkait kegiatan ASEAN+3 Student Camp dan Teacher Workshop kali ini. Dia ingin para guru dan siswa BM 400 dapat belajar dari peserta lain serta memperluas jejaring guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Guru dapat meningkatkan kompetensi dirinya dengan melihat pembelajaran science dari negara-negara lain yang mengikuti student camp ini,” kata Rike.
“Baik guru maupun siswa dapat memperluas networking untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian kualitas pembelajaran di SMP BM 400 akan sejajar dengan pembelajaran di negara maju,” tutupnya.