REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Merujuk pada perkembangan komunikasi di Indonesia yang semakin maju dengan jumlah pengguna internet sebesar 175,4 juta, perlu adanya peningkatan keterampilan dan karakter positif di era digital bagi mahasiswa di Indonesia.
Melihat perkembangan tersebut, Wakil Ketua komisi X DPR Hetifah Sjaifudian mengatakan dalam dunia pendidikan perlu adanya pendidikan karakter yang positif bagi mahasiswa agar mampu memajukan bangsa dan menjawab tantangan global.
“Ada 10 keterampilan yang dibutuhkan oleh agen digital, diantaranya adalah critical thinking, negosiasi, kolaborasi, adaptasi, dan inovasi, yang dapat diperoleh dari pengalaman berorganisasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (8/2/2022).
Dia mencontohkan kolaborasi keterampilan era digital dalam pengembangan strategi electronic health yang telah dilakukan oleh beberapa negara di Eropa. Baginya, strategi tersebut dapat memangkas mobilitas dan waktu pengguna untuk mengantre, begitu pula dengan sistem pembelian obat.
“Transformasi tersebut dapat diterapkan dalam bidang kesehatan pascacovid-19,” ucapnya.
Sementara itu Direktur STIKSAM Supomo menambahkan pihaknya sedang mengupayakan transformasi digital melalui pembelajaran, pelatihan soft skill bagi mahasiswa, dan juga penguatan SDM kampus dengan menggandeng OBAT Apps, aplikasi belajar farmasi besutan PT Obat Inovasi Indonesia.
“Melalui MoU Tri Dharma Perguruan Tinggi, kami bermitra dengan Obat Inovasi dan beberapa kampus seperti Stikes ISFI Banjarmasin, STIKES IKIFA Jakarta, Akademi Mitra Sehat, dan AFI Yogyakarta telah berhasil mengeluarkan output berupa artikel riset bersama,” ucapnya.
Supomo juga mengungkapkan rencana mobility program bagi mahasisiwa yang akan diselenggarakan oleh Obat Inovasi dengan beberapa kampus mitra pada Februari mendatang. Adapun program tersebut didesain menyerupai program pertukaran mahasiswa ke berbagai kampus farmasi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia untuk mendukung program merdeka belajar.
“Adanya kegiatan tersebut, semua civitas akademika kampus mitra juga turut bekerja sama, misalnya dosen sebagai narasumber, mempelajari manajemen perguruan tinggi, melakukan riset kolaboratif, serta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat,” tuturnya
Ke depan, terobosan ini akan menjadi jembatan antara pemerintah dengan para pelaku industri untuk mendorong kemampuan digital seperti apa yang diperlukan di kelas dan kebutuhan dunia kerja, sehingga mobility program atau kampus merdeka yang telah dicanangkan oleh pemerintah maupun OBAT Apps diharapkan mampu untuk menyambung rantai perguruan tinggi dengan dunia kerja melalui fleksibilitas dan keterlibatan multi sektor.
Lebih lanjut, Hetifah juga berpesan agar anak muda sebagai talenta digital pada masa mendatang wajib untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Harapannya, agar menjadi pembelajar yang kuat dan mandiri.
“Jika hal tersebut tercapai, maka kita akan menjadi swasembada pelayanan dasar seperti halnya kesehatan,” pungkasnya.