Rabu 09 Feb 2022 12:02 WIB

Peretasan Akun Google Turun 50 Persen untuk 150 Juta Akun

Google mendaftarkan akun pengguna untuk melakukan verifikasi dua langkah.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Gmail untuk iOS. Ilustrasi
Foto: Imore
Gmail untuk iOS. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam tiga bulan terakhir tahun 2021, Google secara otomatis mendaftarkan 150 juta pemegang akun dan dua juta pengguna YouTube untuk verifikasi dua langkah atau 2SV. Proses keamanan biasanya menggabungkan sandi dengan verifikasi login kedua seperti pesan konfirmasi di aplikasi Google atau kunci keamanan hardware.

Persyaratan itu terbukti bermanfaat karena peretasan akun Google turun menjadi 50 persen. “Penurunan ini menunjukkan seberapa efektif bentuk verifikasi dua langkah dalam melindungi data dan informasi pribadi Anda. Aktifkan 2SV atau kami akan melakukannya. Jika tidak, itu akan membuat kata sandi Anda disusupi,” kata Google.

Baca Juga

Google mendorong penggunanya ke sistem log masuk yang lebih kuat karena memiliki miliaran pemegang akun Gmail, Google Workspace, dan YouTube. Banyaknya pemegang akun membuat peretas sering menggunakan trik rekayasa sosial untuk memancing informasi dari mereka.

Sementara itu, akun email seperti Gmail sangat penting dilindungi dengan menyetel ulang kata sandi sehingga terhindar dari penyusupan peretas. Saat ini, perusahaan mencoba mengatasi kekurangan yang berasal dari log masuk, yaitu kata sandi. Memilih kata sandi yang lemah dan menggunakan kembali kata sandi di banyak situs merupakan dua hal yang perlu diperhatikan.

Dikutip CNet, Rabu (9/2), Layanan Have I Been Pwned telah mengumpulkan daftar lebih dari 613 juta kata sandi yang ditemukan dalam pelanggaran data. Dengan menerapkan otentikasi multifaktor membuat peretas tidak mendapat untung dari memiliki kata sandi seseorang dan kemungkinan menghapus keberadaan kata sandi.

Microsoft telah mempromosikan otentikasi tanpa kata sandi yang menggunakan teknologi biometrik seperti identifikasi wajah Windows Hello, aplikasi otentikasi berbasis telepon, dan kunci keamanan. Google juga berharap untuk menghapus kata sandi nantinya.

Perubahan besar lainnya dalam keamanan adalah penerapan pengelola kata sandi seperti LastPass, 1Password, Bitwarden, dan KeePass. Google mengarahkan pengguna ke pengelola kata sandinya sendiri yang dibangun di Chrome, Android, dan iOS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement