REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hati, seperti halnya semua organ penting tubuh, adalah salah satu yang harus dijaga kesehatannya. Salah satu fungsi utama hati adalah menyaring darah yang berasal dari saluran pencernaan sebelum dialirkan ke seluruh tubuh.
Selain itu, hati mendetoksifikasi bahan kimia dan mencerna obat yang masuk ke tubuh. Terlepas dari upaya yang dilakukan, orang masih bisa mengembangkan penyakit hati berlemak. Ketika kondisi ini terjadi, napas berbau busuk mungkin menjadi peringatan akan risiko kesehatan hati.
Para ahli memperingatkan bahwa napas bau adalah tanda bahwa hati seseorang mengalami kesulitan melakukan tugasnya menyaring zat beracun, biasanya karena penyakit hati yang parah. Akibatnya, zat itu berakhir di aliran darah dan dapat masuk ke paru-paru.
Fetor hepaticus terjadi ketika napas berbau apek dan kuat. Fetor hepaticus dikaitkan dengan penyakit hati parah, menyebabkan jaringan parut dan fungsi hati yang buruk. Kondisi ini juga disebut sebagai "napas orang yang sudah meninggal" alias "breath of the death".
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Perpustakaan Kesehatan Nasional, dikutip Express.co.uk, Sabtu (5/3/2022), sebuah analisis memeriksa senyawa bau napas pada pasien hati. Penyakit hati yang menyebabkan bau napas manis dan apek-- atau disebut fetor hepaticus, mulai dipelajari.