Senin 14 Mar 2022 12:12 WIB

Roscosmos: Sanksi Barat ke Rusia Bisa Sebabkan ISS Jatuh ke Laut

NASA sedang berusaha mencari solusi untuk menjaga ISS di orbit tanpa bantuan Rusia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.
Foto: NASA via AP
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) Dmitry Rogozin memperingatkan pada Sabtu (12/3/2022) bahwa sanksi Barat terhadap Rusia dapat menyebabkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) jatuh. Dia menyerukan agar tindakan hukuman dicabut.

Menurut Dmitry Rogozin, sanksi, beberapa di antaranya sebelum invasi Moskow ke Ukraina, dapat mengganggu pengoperasian pesawat ruang angkasa Rusia yang melayani ISS. Akibatnya, segmen stasiun Rusia-yang membantu memperbaiki orbitnya-dapat terpengaruh. Hal ini menyebabkan struktur seberat 500 ton itu jatuh ke laut atau ke darat, tulis kepala Roscosmos di Telegram.

Baca Juga

“Segmen Rusia memastikan bahwa orbit stasiun diperbaiki (rata-rata 11 kali setahun), termasuk untuk menghindari puing-puing luar angkasa,” kata Rogozin, yang secara teratur menyatakan dukungannya untuk tentara Rusia di Ukraina di jejaring sosial, dilansir dari Sciencealert, Senin (14/3/2022).

Dia mengatakan, jika ISS jatuh, ISS bisa jatuh di mana pun, namun tidak mungkin di Rusia.

“Tetapi penduduk negara lain, terutama yang dipimpin oleh kehancuran dan kekacauan yang disebabkan oleh perang , harus memikirkan harga sanksi terhadap Roscosmos,” lanjutnya.

Pada 1 Maret, NASA mengatakan sedang berusaha mencari solusi untuk menjaga ISS di orbit tanpa bantuan Rusia. Awak dan persediaan diangkut ke segmen Rusia oleh pesawat ruang angkasa Soyuz.

Tetapi Rogozin mengatakan peluncur yang digunakan untuk lepas landas telah di bawah sanksi Amerika Serikat (AS) sejak 2021 dan di bawah sanksi Uni Eropa (UE) dan Kanada sejak 2022. Roscosmos mengatakan telah mengajukan banding ke NASA, Badan Antariksa Kanada dan Badan Antariksa Eropa untul menuntut pencabutan sanksi.

Luar angkasa adalah salah satu area terakhir yang tersisa di mana AS dan Rusia terus bekerja sama. Pada awal Maret, Roscosmos mengumumkan niatnya untuk memprioritaskan pembangunan satelit militer karena Rusia semakin terisolasi akibat perang di Ukraina.

Rogozin juga mengumumkan bahwa Moskow tidak akan lagi memasok mesin untuk roket Atlas dan Antares AS. “Biarkan mereka terbang ke angkasa dengan sapu mereka,” tulisnya.

Pada 30 Maret, astronaut AS, Mark Vande Hei, dan dua kosmonaut, Anton Shkaplerov dan Pyotr Dubrov, dijadwalkan untuk kembali ke Bumi dari ISS di atas pesawat ruang angkasa Soyuz.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement