REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Emosi yang meluap-luap seringkali ditemukan di masa remaja. Hal ini terjadi karena di usia remaja akan mengalami banyak perubahan. Tidak hanya perubahan fisik, mereka juga mengalami perubahan pada psikis.
"Secara kognitif, para remaja mulai mampu berpikir secara abstrak, hal ini mungkin menyebabkan mereka membayangkan dan menginginkan berbagai hal. Mereka penuh dengan mimpi dan harapan-harapan yang ideal," ujar Psikolog yang juga Dosen Fakultas Psikologi Unisba Anna Rozana SPsi MPsi dalam siaran persnya, Rabu (16/3).
Selain itu, dalam berelasi dengan orang lain, para remaja mulai menginginkan kebebasan dari orang tuanya. Serta, mulai mencari tempat mereka di lingkungan sosial terutama dalam lingkungan teman sebayanya.
Secara emosi, kata dia, para remaja sangat mudah tergugah emosinya. "Emosi mereka sangat mudah naik-turun seperti roller coaster, yang mungkin membuat para orang tua sulit untuk mengikuti mereka," katanya.
Di masa remaja ini, ucap dia, mungkin banyak juga kejadian baru bagi remaja yang membuat perasaannya bercampur aduk. Yakni, dari merasakan cinta pertama kali, mengalami kejadian memalukan, menghadapi pengalaman menakutkan, mendapatkan hal-hal yang membanggakan, dan berbagai kejadian lainnya.
"Masa remaja adalah masa dimana kita banyak merasakan berbagai emosi, mulai dari emosi yang membuat ekstasi hingga emosi yang membuat depresi," katanya.
Di sinilah, pentingnya para orangtua mengajari dan para remaja belajar bagaimana caranya menstabilkan dan mengendalikan emosi mereka yang naik turun seperti roller coaster. Kontrol dan kestabilan emosi bagi para remaja sangatlah penting.
Sebab, merasakan emosi positif yang terlalu kuat bisa berbahaya bagi mereka. Serta, bisa menyebabkan mereka terlibat dalam berbagai aktivitas yang mengambil resiko.
"Salah satu cara sederhana yang bisa para remaja lakukan untuk bisa menstabilkan emosi mereka adalah dengan melakukan square breathing, atau dikenal juga dengan istilah box breathing," paparnya.
Square breathing, kata dia, adalah teknik relaksasi sederhana, simple, yang bisa dilakukan dimanapun. Tujuan dari Teknik ini, adalah membantu membersihkan pikiran, menenangkan badan, dan meningkatkan fokus.
Teknik relaksasi ini juga banyak digunakan oleh mereka yang bekerja dalam situasi penuh stress, seperti polisi atau tentara, dimana mereka sering dihadapkan pada situasi-situasi yang memaksa mereka untuk mengambil keputusan lari atau bertarung.
Dengan mengatur pernapasan, kata dia, maka anggota tubuh lain akan menjadi relaks, jantung berdetak lebih teratur, tubuh berhenti gemetar, dan secara umum kondisi tubuh menjadi lebih relaks. Serta, tubuh akan kembali ke kondisi sebelum kita mengalami emosi tersebut.
"Ketika tubuh kembali relaks, maka kita akan bisa lebih fokus dan kita punya kesempatan untuk lebih memahami apa yang terjadi pada diri kita, bisa lebih paham dengan emosi yang kita alami," katanya.
Menurutnya, square breathing ini bisa dilakukan kapapun dan dengan cara yang sederhana. Tetapi, dampak yang kita rasakan dari cara yang sederhana ini luar biasa.
Square breathing bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Tutup mata kita. Bernafas melalui hidung dan hitung hingga empat secara perlahan. Rasakan udara masuk melalui paru-paru kita.
2. Tahan nafas kita didalam paru-paru sambil menghitung hingga empat secara perlahan. Jangan mengatupkan mulut atau menutup hidung, usahakan tetap relaks. Hindari menarik dan mengeluarkan nafas selama empat detik.
3. Mulai untuk mengeluarkan nafas secara perlahan selama empat detik.
4. Ulangi langkah ke-1 hingga 3 paling tidak tiga kali. Idealnya lakukan selama relaksasi ini selama 4 menit, atau sampai kita kembali tenang.