Jumat 01 Apr 2022 00:51 WIB

Arkeolog Rekonstruksi Rumah Mewah yang Hancur Akibat Letusan Gunung di Pompeii

Ilmuan merekonstruksi rumah mewah dengan teknologi realitas virtual.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
Rekonstruksi Rumah Epigram Yunani yang hancur karena gunung meletus di Pompeii.
Foto:

Para arkeolog menggabungkan data digital dari proyek universitas dengan laporan dari penggalian abad ke-19 (ketika situs itu dalam kondisi yang jauh lebih baik), serta informasi tentang arsitektur Romawi dari situs dan teks lain oleh Vitruvius dan penulis kuno lainnya.

Mereka kemudian merekonstruksi secara virtual Rumah Epigram. Model domus dua lantai seluas 650 meter persegi itu kemudian diimpor ke mesin Unity, dimana sering digunakan pada game populer seperti Pokemon Go, sehingga bisa dieksplorasi di virtual reality.

Jalan-jalannya bergaya Romawi, dan seprainya bergaya Yunani

Campanaro dan Landeschi mengklaim bahwa rumah tersebut mengirimkan pesan tentang status pemiliknya dan keluarganya. Masyarakat umum hanya diizinkan masuk ke area luar rumah, dimana beberapa rangsangan visual hadir, sementara tamu terhormat diizinkan masuk dan melihat hal-hal yang berbeda.

Rumah itu menyampaikan kecerdasan, kekayaan, dan pengetahuan pemiliknya tentang budaya Yunani kepada pengunjung yang lebih akrab. Sebuah lukisan dinding besar di belakang peristyle, halaman dalam bangunan, menunjukkan hal ini. Lukisan dinding ini, yang dapat dilihat dari pintu masuk, pertama kali tampak bagi para tamu sebagai pemandangan naturalistik klasik yang menggambarkan banteng di antara tanaman.

 

Menurutnya, hanya kenalan terdekat pemilik, mungkin rekan sosialnya, yang bisa cukup dekat untuk mengagumi citra lukisan fresco yang lebih rumit.

Para arkeolog berencana untuk terus bereksperimen dengan model rumah digital mereka. Namun, mereka percaya pekerjaan mereka telah menunjukkan bahwa realitas virtual, ketika dikombinasikan dengan pelacakan mata dan teknologi digital lainnya, dapat memberikan wawasan baru bagi para peneliti yang mempelajari bagaimana orang-orang kuno memandang ruang hidup mereka. .

 

“VR sering digunakan untuk meningkatkan pengalaman pengunjung di museum atau situs arkeologi,” kata Landeschi. “Ini adalah tujuan yang sangat mulia, tetapi kami ingin menunjukkan bahwa bersama dengan teknologi lain, ini dapat digunakan sebagai alat penelitian, bukan hanya alat pendidikan.” jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement