REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR Pangeran Khairul Saleh menanggapi tewasnya pelajar berinisial D (18 tahun) di Yogyakarta oleh pelaku yang melakukan klitih atau kini disamakan aksi kejahatan jalanan. Ia mendorong upaya serentak pemberantasan kejahatan yang merusak makna klitih.
Pangeran menyoroti pergeseran makna klitih yang awalnya melepas penat di malam hari. Ia menyayangkan klitih yang kini dikenal sebagai fenomena penyerangan dengan menggunakan senjata tajam oleh sekelompok orang yang mengendarai motor sampai akhirnya menimbulkan korban jiwa.
"Hal ini tidak boleh terjadi lagi. Jungkir balik pemaknaan ini wajib kita tangkal bersama, karena berdampak buruk bagi tradisi dan budaya kita," kata Pangeran dalam keterangan pers yang dikutip dari Republika.co.id pada Sabtu (9/4).
Pangeran memandang aksi klitih bukan hanya tanggungjawab kepolisian, tetapi semua elemen, termasuk pemimpin pemerintahan daerah maupun kalangan budayawan wajib mencari format tepat untuk mengakhiri fenomena buruk ini. Apalagi ini menyangkut nama Yogyakarta yang dikenal sebagai kota budaya dan menjadi salah satu kota kunjungan wisata.
"Amat urgen bagi pemerintahan daerah di Yogyakarta untuk segera menangkal aksi klitih ini untuk tidak menjadi budaya baru," ujar Pangeran.
Pangeran merekomendasikan sosialisasi agama dan budaya harus dilakukan secara intens untuk menangkal fenomena buruk yang terjadi di masyarakat. Termasuk pelibatan warga untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan wajib kembali digalakkan. "Karena kalau kita lihat data yang ada, ini bukan kejadian baru. Sejak 2017 sampai sekarang sudah ratusan lebih pernah terjadi Klitih ini," ucap Pangeran.
Pangeran juga menganjurkan Pemprov Yogya memfasilitasi kegiatan anak muda. Ia tak ingin dampak dari arus besar dan pelayanan wisata Yogyakarta tidak memberi ruang bagi anak-anak muda di Yogyakarta itu sendiri. "Karena itu kebijakan menguatkan kreatifitas anak-anak muda urban di Yogyakarta mesti ditingkatkan lagi," sebut politikus PAN itu.
Selain itu, Pangeran mendukung rencana Kapolda DIY Irjen Pol. Asep Suhendar yaitu pembinaan dan penyuluhan secara berkala kepada pelajar SMP/SMA terkait kejahatan jalanan oleh Bhabinkamtibmas dan razia pada tas bawaan pelajar. "Lebih dari itu, menurut saya Polda DIY mesti optimalkan cegah tangkal titik-titik rawan kejahatan di wilayah perkotaan dengan penjagaan yang intensif agar kejahatan anak muda tidak lagi terjadi di Yogyakarta," tegas Pangeran.