Rabu 13 Apr 2022 17:54 WIB

Khofifah Atlet Pencak Silat UNM yang Selalu Optimistis

Gadis yang akrab disapa Fifah ini, tak pernah absen mendapatkan gelar juara

Nur Khofifah, mahasiswi program studi (prodi) Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nusa Mandiri (UNM) tekuni olah raga pencak silat.
Foto: Universitas Nusa Mandiri
Nur Khofifah, mahasiswi program studi (prodi) Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nusa Mandiri (UNM) tekuni olah raga pencak silat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencak silat merupakan salah satu cabang olah raga bela diri asli asal Nusantara. Olah raga ini, selain dapat melindungi diri, juga dapat melatih konsentrasi. Hal inilah, yang melatarbelakangi Nur Khofifah, mahasiswi program studi (prodi) Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nusa Mandiri (UNM) tekuni olah raga pencak silat.

Mahasiswi angkatan 2021 ini mengaku bahwa, mengenal pencak silat sejak masih duduk di bangku kelas tiga, sekolah menengah pertama (SMP). Waktu itu, berawal dari ketertarikannya pada salah satu atlet pencak silat nasional.

“Aku mulai ikut silat dari kelas 3 SMP. Terus sempat istirahat dan mulai aktif lagi ketika aku masuk pesantren setelah lulus SMP,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Selasa (12/4).

Gadis yang akrab disapa Fifah ini, tak pernah absen mendapatkan gelar juara, sejak masih sekolah sampai sekarang, di kehidupan barunya sebagai mahasiswa. Kejuaraan terbaru yang diikuti oleh Fifah yakni Kejuaraan Pencak Silat Internasional Paku Bumi Open (PBO) IX tahun 2022. 

“Kejuaraan ini diselenggarakan secara offline di Gelanggang Olah Raga (GOR) Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor, pada bulan Februari 2022 diikuti oleh ratusan atlet pencak silat andalan masing-masing kampus dan perguruan silat,” terangnya.

Gadis asal kota Batang provinsi Riau ini, berhasil mendapatkan medali emas kategori mahasiswa/dewasa putri. Jelang kejuaraan, ia mengaku tak pernah pantang menyerah dan berlatih keras untuk menjadi juara. 

“Latihan rutin secara mandiri, juga dilakukan setiap hari demi melatih kepiawaian bela diri yang sudah dikuasainya. Sabtu dan Minggu, ikut latihan bareng senior dari kampus,” katanya.

Fifah mengaku bahwa, keluarga dan teman-teman yang menjadi sumber penyemangatnya di dunia pencak silat. “Sebelumnya aku dilarang ikut pencak silat karena pernah cedera. Tapi, setelah aku dapat prestasi pada Februari kemarin, keluarga sangat bangga dan malah mendukung sekarang. Tentunya, juga atas dukungan kampus dan teman-teman sesama atlet UNM,” tandasnya.

Ia menambahkan bahwa, potensi yang dimiliki itu harus dikembangkan jika sudah ada bakatnya. “Kalau sudah ada pengalaman, maka harus dilanjutkan. Sayang jika sudah lama-lama latihan tapi tidak dikembangkan,” tutupnya.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement