Jumat 15 Apr 2022 06:47 WIB

Virus Zika Bermutasi, Ahli Peringatkan Potensi Bahaya Varian Baru

Virus Zika disebarkan melalui gigitan nyamuk.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
 Nyamuk Aedes aegypti pembawa virus Zika. Menurut beberapa ahli, virus Zika bisa bermutasi dengan mudah dan menghasilkan varian baru yang tak kalah membahayakan.
Foto: Reuters/ Paulo Whitaker
Nyamuk Aedes aegypti pembawa virus Zika. Menurut beberapa ahli, virus Zika bisa bermutasi dengan mudah dan menghasilkan varian baru yang tak kalah membahayakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan virus Zika pada 2015 hingga 2016 telah menyebabkan ribuan bayi mengalami kerusakan otak. Menurut beberapa ahli, virus Zika bisa bermutasi dengan mudah dan menghasilkan varian baru yang tak kalah membahayakan.

Kerusakan otak pada bayi terjadi ketika ibu hamil terinfeksi oleh virus Zika. Infeksi tersebut lalu mengganggu proses perkembangan janin sehingga bayi yang dilahirkan memiliki gangguan pada otak mereka.

Baca Juga

Virus Zika disebarkan melalui gigitan nyamuk dan banyak ditemukan di Amerika dan Asia. Kasus infeksi virus Zika pertama kali terdeteksi di Afrika pada 1947 dan beberapa tahun lalu menyebabkan wabah besar di Brasil.

Sejak wabah di Brasil, kasus infeksi virus Zika memang mengalami penurunan yang drastis. Akan tetapi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini masih menyimpan potensi masalah yang signifikan dalam jangka panjang.

Studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari La jolla Institute for Immunology menemukan bahwa nyamuk telah menularkan virus Zika ke tikus. Varian Zika yang diidentifikasi oleh tim peneliti tersebut telah berevolusi hingga mencapai tahap di mana imunitas yang terbentuk dari riwayat infeksi sebelumnya tak lagi efektif dalam melindungi tikus.

"Bila varian ini menyebar luas, kita mungkin akan menghadapi masalah yang sama di kehidupan nyata," jelas ketua tim peneliti Prof Sujan Shresta, seperti dilansir The Sun, Kamis (14/4/2022). 

Berdasarkan temuan dalam studi yang dimuat pada jurnal Cell Reports ini, tim peneliti mengimbau agar dunia tetap memantau perkembangan virus Zika dengan hati-hati. Kewaspadaan juga perlu dimiliki oleh negara-negara yang sudah memiliki kekebalan dari riwayat wabah sebelumnya.

Virus Zika umumnya disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Nyamuk ini biasanya menggigit pada siang dan malam.

Namun selain lewat gigitan nyamuk, virus Zika juga bisa ditransmisikan secara seksual. Hal ini diketahui setelah sebuah studi menemukan bahwa virus Zika bisa bertahan pada mani laki-laki yang terinfeksi selama berbulan-bulan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement