REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus zika menjadi salah satu ancaman yang menakutkan bagi ibu hamil. Sebab jika ibu hamil terinfeksi, virus zika bakal ditularkan pada janin dan berisiko membuat janin gagal lahir, lahir prematur, cacat lahir atau lahir mati.
Baru-baru ini, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances menemukan bahwa peningkatan risiko cacat lahir akibat Sindrom Zika Bawaan (Congentinel Zika Syndrome/CZS) juga dikaitkan dengan malnutrisi dan pola makan yang buruk dari ibu hamil.
Pada 2015 lalu, virus zika menyerang wilayah Timur Laut Brazil yang mana 75 persen pasien merupakan keluarga yang kurang beruntung secara sosial ekonomi.
"Kami tahu bahwa daerah di Brasil dengan status sosial ekonomi terendah memiliki tingkat gangguan perkembangan tertinggi pada bayi karena virus zika. Itulah sebabnya kami melihat hubungan yang mungkin antara zika dan nutrisi," kata peneliti Zoltan Molnar dari University of Oxford.
Studi ini menunjukkan bahwa gangguan perkembangan yang disebabkan oleh infeksi bawaan zika diperburuk oleh faktor-faktor lingkungan. Khususnya diet yang miskin protein, yang menjelaskan mengapa dampak buruk dari CZS bervariasi di seluruh wilayah endemik zika.
Studi ini menggunakan model tikus untuk meniru efek infeksi zika pada tikus yang memiliki diet rendah protein. Hasilnya, peneliti menemukan beberapa tanda-tanda patologis yang ditemukan pada manusia muncul pada tikus yang kekurangan gizi dengan cara yang sama.
"Ketika kami mereplikasi efek yang terlihat pada manusia yang memiliki diet buruk pada tikus, kami melihat efek serupa pada janin. Seperti kerusakan plasenta serta pertumbuhan tubuh embrionik yang buruk dan pengurangan ukuran otak bayi baru lahir yang lahir dari tikus hamil yang kekurangan gizi," kata Molnar dilansir Times Now News, Senin (13/1).
Menurut para peneliti, ibu-ibu tikus malnutrisi tidak memiliki imunitas yang kuat untuk melawan virus zika, sehingga infeksi zika makin kuat dan persisten di limpa ibu. Berbeda dengan ibu tikus sehat yang memiliki imun yang kuat.
"Memperbaiki pola makan saja tidak akan melindungi terhadap infeksi zika, tetapi itu dapat menentukan tingkat keparahan CZS," kata Molnar.