REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gadis berusia 16 tahun bernama Brooke Ryan ditemukan tak bernyawa di kamarnya sambil memegang kaleng deodoran semprot dan handuk kecil di bawahnya. Jenazah Brooke ditemukan oleh ibunya Anne Ryan di rumah mereka di Broken Hill, New South Wales, Australia pada 3 Februari lalu.
Brooke yang dikenal sebagai anggota klub sepak bola itu meninggal karena serangan jantung setelah diduga menghirup aerosol dalam aktivitas yang mematikan yang dikenal sebagai "chroming". Chroming telah menjadi perhatian tenaga pendidik di Australia.
Seorang guru menyerukan pembatasan penjualan kaleng deodorant dalam upaya membasmi tren berbahaya tersebut. Kini, Anne Ryan bercerita tentang kematian putrinya untuk memperingatkan orang tua lain akan bahaya "chroming".
"Saya selalu memikirkannya saat bangun, hendak tidur, dan melakukan apapun. Setiap hari seperti mimpi buruk. Dia adalah gadis yang cantik, baik, yang sangat dirindukan," kata Anne, seperti dilansir laman Express, Kamis (12/5/2022).
Sang ibu mengatakan bahwa Brooke berjuang dengan kecemasan terutama selama pandemi, namun ia bertekad untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi. Anne yakin putrinya meninggal karena sindrom kematian mendadak, meskipun laporan koroner belum dirilis.
Anne kemudian mengajak semua orang untuk lebih peduli tentang risiko inhalansia karena tren mematikan menjadi lebih populer di kalangan anak muda. Dia juga ingin agar kaleng deodoran diberi label peringatan untuk menetapkan risiko menghirup aerosol.