Senin 16 May 2022 14:35 WIB

Para Ahli Mulai Temukan Hipotesis Terkait Kasus Hepatitis Akut

Hingga kini kasus hepatitis akut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Hingga kini kasus hepatitis akut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Foto: www.hippopx.com
Hingga kini kasus hepatitis akut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- European Center for Disease Prevention and Control mengungkapkan bahwa temuan hepatitis misterius di dunia saat ini sudah mencapai 450 kasus. Para ahli masih berupaya menemukan penyebab pasti dari terjadinya wabah penyakit yang menyerang anak ini.

Jumlah 450 kasus yang dilaporkan oleh European Center for Disease Prevention and Control jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah kasus yang ditemukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar dua pekan sebelumnya. Temuan ini mengindikasikan adanya penambahan lebih dari 100 kasus hanya dalam kurun waktu dua pekan.

Baca Juga

Wabah hepatitis misterius ini telah ditemukan di lebih dari 25 negara. Sebagian besar dari kasus ini ditemukan di Inggris dengan sekitar 160 kasus dan di Amerika Serikat dengan sekitar 110 kasus.

Sebagian besar pasien yang terdampak adalah anak berusia di bawah lima tahun. Di Amerika Serikat, lebih dari 90 persen pasien memerlukan perawatan di rumah sakit dan 14 persen membutuhkan transplantasi hati. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di negara tersebut juga melaporkan ada lima kasus kematian yang mungkin terkait hepatitis misterius dan kini sedang diinvestigasi.

Sejauh ini, para ahli masih belum bisa memastikan apa penyebab di balik terjadinya hepatitis misterius. Namun, para ahli sudah memiliki beberapa hipotesis di mana salah satunya berkaitan dengan adenovirus tipe 41.

Secara umum, adenovirus merupakan virus yang dapat menyebabkan gejala seperti flu atau masalah pencernaan. Lebih dari setengah pasien hepatitis misterius di Amerika Serikat positif terhadap adenovirus. Sebanyak 72 persen pasien di Inggris dan 60 persen pasien di seluruh Eropa juga positif adenovirus.

Yang menjadi ganjalan, infeksi adenovirus sebenarnya sangat jarang menyebabkan dampak yang berat pada hati. Selain itu, sampel jaringan dan hati yang diambil dari Inggris juga tak menemukan adanya ciri khas yang menandakan adanya inflamasi hati akibat adenovirus.

"Akan tetapi, kami masih menunggu pemeriksaan biopsi lebih lanjut," jelas peneliti senior dari WHO Dr Phillipa Easterbrook, seperti dilansir NBC, Senin (16/5/2022).

Beberapa ahli juga memiliki hipotesis bahwa pandemi Covid-19 mungkin membuat anak-anak menjadi lebih rentan terhadap paparan adenovirus. Para ahli pun belum mengenyampingkan kemungkinan Covid-19 sebagai kontributor yang mendasari terjadinya hepatitis misterius. Di sisi lain, tim peneliti belum menemukan bukti bahwa virus corona bisa menyebabkan hepatitis secara langsung pada anak.

"Itu salah satu pertanyaan besar yang belum terjawab," ungkap ahli penyakit menular anak dari University of Alabama Dr Markus Buchfellner.

Baca juga : Dapatkah Hepatitis Akut Menular ke Orang Dewasa?

Gejala yang Perlu Diperhatikan

Semua anak yang mengalami hepatitis misterius menunjukkan gejala //jaundice// atau sakit kuning di mana area putih mata dan kulit menjadi kekuningan. Sebelum gejala ini muncul, sebagian besar pasien juga menunjukkan gejala mual, muntah, lelah, dan kehilangan nafsu makan.

Beberapa gejala yang juga dikeluhkan adalah demam dan nyeri perut. Selain itu, hepatitis misterius juga bisa memicu gejala urin berwarna gelap dan feses berwarna terang.

 

Prognosis Penyakit

Para ahli mengungkapkan bahwa hepatitis misterius ini bisa menjadi fatal, namun kasus kematiannya masih terbilang jarang. CDC juga belum mengambil kesimpulan apakah lima kasus kematian yang sedang mereka investigasi benar disebabkan oleh hepatitis.

Selain itu, ada sekitar 14 persen anak yang membutuhkan transplantasi hati dari 109 kasus yang sedang diinvestigasi oleh CDC. Anak-anak yang menjalani transplantasi ini nantinya perlu minum obat seumur hidup untuk memastikan agar tubuh mereka tidak menolak organ hati baru yang mereka terima.

Baca juga : Depok Siagakan Puskesmas Hadapi Penyakit Hepatitis Akut

Para ahli mengungkapkan bahwa hati merupakan organ yang bisa memperbaiki diri sendiri, dengan dukungan hidrasi dan asupan gizi yang baik. Banyak dari pasien anak yang kini telah benar-benar pulih dan memiliki kondisi baik.

"Bahkan mereka yang membutuhkan transplantasi," jelas Buchfellner.

 

Mungkinkah Dicegah dengan Vaksin?

Beberapa jenis hepatitis bisa dicegah dengan vaksin, seperti hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A dan B. Akan tetapi, kedua virus ini tidak menyebabkan wabah hepatitis misterius yang saat ini mulai meluas.

Hingga saat ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk adenovirus. Amerika Serikat memiliki satu vaksin adenovirus untuk melindungi anggota militer. Akan tetapi, vaksin ini hanya memberikan perlindungan untuk dua macam adenovirus yaitu tipe 4 dan tipe 7.

Adenovirus tipe 41 dapat menyebar melalui feses. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mencegah penyebarannya adalah melalui cuci tangan yang benar setelah mengganti popok atau setelah keluar dari kamar mandi.

Baca juga : Dinkes Bogor Imbau Masyarakat Waspada 4 Gejala Awal Hepatitis Akut

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement